Dari dua kali percobaan Unand berhasil mengeringkan sekitar 1,3 ton residu biomassa
Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) berhasil mengolah sampah daun-daun menjadi residu biomassa kering, yang saat ini sudah digunakan salah satu BUMN industri yaitu PT Semen Padang.

"Sampah daun ini diolah menjadi residu biomassa kering yang dapat dipakai PT Semen Padang untuk menggantikan sebagian batu bara," kata Pakar Pengendalian Udara Unand Dr Fadjar Goembira di Padang, Minggu.

Fadjar mengatakan saat ini Unand masih fokus untuk membantu industri mengganti sebagian bahan bakar fosil. 

Saat ini, kata Fajar yang juga Tim Green Campus Unand,  pihak kampus dalam tahap uji coba pengolahan sampah daun menjadi biomassa sambil  menunggu peralatan yang lebih lengkap untuk pengolahan lanjut menjadi bahan bakar pelet.

"Dari dua kali percobaan Unand berhasil mengeringkan sekitar 1,3 ton residu biomassa," kata Lulusan Energy Science Kyoto University tersebut.

Baca juga: Pemerintah luncurkan kemitraan pengusahaan biomassa-batu bara

Untuk mengolah daun-daun kering yang dikumpulkan dari sekitar lingkungan kampus, pihaknya menggunakan Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS). Proses itu melalui dua tahapan utama yaitu pengeringan residu biomassa menggunakan bioaktivator, kemudian dilanjutkan dengan pencacahan dan peletisasi, hingga produk akhirnya adalah bahan bakar biomassa berbentuk pelet.

"Insya Allah dengan TOSS ini dapat dicapai spesifikasi minimum yang ditetapkan oleh pihak industri," ujarnya.

Ia mengatakan terdapat dua keuntungan dari hasil pengolahan daun-daun kering tersebut yaitu manfaat tangible dan intangible. Untuk tangible per ton bahan bakar alternatif memiliki nilai ekonomi tergantung dari kualitas, terutama nilai kalor yang dihasilkan.

Pihak industri memiliki spesifikasi tertentu untuk bahan bakar alternatif. Dengan penerapan TOSS, spesifikasi minimum yang disyaratkan atau ditetapkan perusahaan dapat terpenuhi, katanya.

Kemudian untuk manfaat intangible, misalnya pengurangan emisi gas rumah kaca karena penerapan TOSS. Pengurangan emisi disebabkan penggunaan bahan bakar biomassa yang menggantikan bahan bakar fosil.

Baca juga: Guru Besar IPB: Indonesia punya tanah produktif hasilkan biomassa
Baca juga: Perusahaan Indonesia dan Jepang sepakati kerja sama bidang biomassa

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023