Gereja juga memiliki kewajiban dalam pembentukan karakter positif anak-anak sejak dini
Sentani (ANTARA) - Membentuk karakter positif pada anak harus di mulai sejak usia dini, sebab pendidikan karakter membutuhkan keteladanan dari perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dibangun secara instan.

Usia dini merupakan masa persiapan untuk sekolah yang sesungguhnya sehingga pembentukan karakter yang baik di usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

“Pembentukan karakter sejak usia dini sangat penting agar anak memiliki mental yang tangguh saat menghadapi tantangan, perubahan, dan situasi tertentu pada masa yang akan datang,” kata Kepala Sekolah PAUD Mutiara Sion Sentani Dewi Katante Siregar.

Pembentukan karakter pada dasarnya merupakan hasil pemahaman dari hubungan yang dialami setiap manusia, yaitu hubungan dengan diri sendiri, dengan lingkungan, dan dengan Tuhan.

Pemahaman negatif akan berimbas pada perilaku yang negatif dan pemahaman yang positif akan berimbas pada perilaku yang positif.

Keberhasilan dari membangun karakter anak dalam pendidikan anak usia dini dapat diketahui dari perilaku sehari-hari yang tampak yakni kesabaran, kejujuran, kemandirian, kepedulian, mematuhi peraturan, dan menghargai sesama.

“Gereja juga memiliki kewajiban dalam pembentukan karakter yang positif pada anak-anak sejak dini sehingga mereka bertumbuh menjadi generasi yang tangguh dan beriman,” kata Ketua Persekutuan Anak dan Remaja GKI Filadelfia Nolokla Jenny Kobe Bonay.

Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Sion Sentani menggelar perkemahan dalam rangka perayaan Paskah 2023 dengan diikuti 41 siswa dari kota setempat dan siswa pedalaman Pegunungan Bintang Provinsi Papua Pegunungan.

Perkemahan Paskah ini merupakan pengalaman pertama bagi siswa PAUD Mutiara Sion Sentani dan siswa yang datang dari pedalaman Desa Onya Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Melalui kegiatan perkemahan ini pihak pengelola sekolah PAUD Mutiara Sion Sentani yang terhimpun dalam wadah Yayasan Cahaya Mutiara Papua mempunyai misi untuk menanamkan nilai-nilai baik dari karakter Kristus kepada anak-anak.

 

Peran Gereja terhadap anak

Pendidikan karakter anak merupakan tugas orang tua dan juga gereja, dalam keluarga Kristen pastinya tugas mendidik dan mengembangkan karakter anak adalah tanggung jawab dari orang tua.

“Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua mempunyai komitmen untuk membentuk anak berkarakter Kristus melalui Tri Panggilan Gereja yakni bersaksi, bersekutu, dan melayani,” kata Ketua Klasis GKI Sentani Pdt Albert Suebu.

Sejak dini anak akan mulai dibentuk melalui wadah sekolah minggu di dalam gereja, yang akan membimbing anak menurut kelompok usia masing-masing.

Kelompok usia dalam sekolah minggu di antaranya kelas anak kecil dan TK 3-6 tahun, kemudian kelas anak usia 7-9 tahun, kelas anak tanggung 10-14 tahun, dan kelas remaja 15-18 tahun.

Berdasarkan kelompok usia tersebut anak-anak akan dibimbing atau dididik menggunakan metode serta tingkatan pemahaman usia masing-masing oleh guru sekolah minggu.

Pada setiap kelas memiliki guru sekolah minggu yang berfungsi sebagai koordinator kelas yang bertanggung jawab atas efektivitas dan kreativitas kelasnya.

Selain terpanggil hatinya untuk melayani anak-anak dengan mewartakan firman, guru sekolah minggu dibekali ilmu pengetahuan tentang pola mendidik dan mengasuh anak serta hal-hal yang berkaitan dengan dunia anak melalui pelatihan dan seminar khusus.

Sejak kecil anak akan di bimbing dan dibentuk dari dalam lingkungan gereja, seiring waktu usia bertambah otomatis anak berpindah kelas, di sinilah peran guru sekolah minggu dituntut maksimal mempersiapkan anak melangkah ke tingkatan usia selanjutnya.

Dalam perkemahan Paskah ini pihaknya melakukan kegiatan seperti beribadah dan menceritakan tentang kebaikan Kristus, mewarnai gambar, pemutaran film rohani, api unggun, pawai obor, lomba bernyanyi, dan menghapal ayat Alkitab.

Kemungkinan anak-anak kecil belum terlalu memahami dengan baik tentang makna wafat Isa Almasih dan Paskah, tetapi melalui kegiatan ini pihak pengelola PAUD Mutiara Sion Sentani ingin memperkenalkan kepada anak makna tersebut.

“Dukungan orang tua murid bagi guru-guru sangat luar biasa selama perkemahan, kami punya tiga guru yang menjadi pembina atau pembimbing selama perkemahan berlangsung,” Kata Kepala sekolah PAUD Mutiara Sion Sentani Dewi Katante Siregar.

Sementara itu Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, jemaat Filadelfia Nolokla Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, Papua, melakukan perkemahan Paskah.

Ketua PAR GKI Filadelfia Nolokla Jenny Kobe Bonay mengatakan kegiatan perkemahan Paskah 2023 ini diikuti oleh anak remaja gereja untuk mengajarkan keteladanan Kristus.

Kegiatan perkemahan Paskah PAR GKI Filadelfia Nolokla melibatkan 300 anak dan remaja dengan berbagai kegiatan yang akan dilakukan selama pelaksanaan perkemahan.

Menurut Jenny, akan ada kegiatan kreativitas bagi anak-anak sesuai kelompok usia mulai dari kelas anak TK, tanggung, dan remaja.

Kelompok usia TK, yakni dari 4-6 tahun, tanggung mulai usia 7-10 tahun, dan remaja 11-17 tahun.

Dia menjelaskan pihaknya melakukan perkemahan di sekitaran halaman gedung gereja GKI Filadelfia Nolokla dan berharap melalui kegiatan ini anak-anak dapat memaknai dan menghargai karya penyelamatan Kristus.

Wafatnya Isa Almasih merupakan bentuk pengorbanan atau karya keselamatan bagi umat sehingga anak-anak perlu dididik sejak dini menghargai hal tersebut.

Dia menambahkan ada 20 orang guru sekolah minggu yang terlibat dalam kegiatan perkemahan sebagai pembimbing dan pembina bagi anak selama kegiatan berlangsung.

"Untuk keamanan akan dibantu oleh pemuda gereja dan urusan konsumsi bagi anak-anak selama perkemahan akan disiapkan oleh rayon-rayon dalam jemaat dan juga para guru sekolah minggu," ujarnya lagi.

 

Membina bakat anak

Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Onomi Flavouw Sentani menggelar prosesi drama Jalan Salib sebagai momentum memperingati wafat Isa Almasih.

Pelayan jemaat GKI Onomi Flavouw Sentani Pendeta Joseph Toisuta mengatakan drama Jalan Salib merupakan bagian dari rangkaian ibadah Perayaan Paskah 2023.

"Dalam rangkaian prosesi ibadah Paskah termasuk di dalamnya kami menghayati wafat Isa Almasih dengan drama jalan salib," katanya.

Menurut Pendeta Joseph, pesan yang ingin disampaikan dalam prosesi drama tersebut yakni dapat menghayati wafat Isa Almasih sehingga umat mampu dan optimistis melewati setiap krisis kehidupan.

Gereja mengajak umat agar dalam menjalani kehidupan selalu menghayati akan wafatnya Isa Almasih sebagai pemberi teladan tentang arti kesabaran dan pengorbanan untuk melewati krisis dari berbagai sisi kehidupan.

Dia menjelaskan prosesi drama Jalan Salib ini mengambil rute sepanjang 200 meter dan mendapat pengawalan khusus dari aparat keamanan Polres Jayapura.

Walaupun diguyur hujan deras, dengan rute 200 meter kegiatan drama Jalan Salib dapat berlangsung lancar berkat pengawalan dan pengamanan personel Polres Jayapura.

Pihaknya mengimbau seluruh umat Kristen di mana saja berada untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian di tanah Papua, selama perayaan hari besar keagamaan yang akan berlangsung pada 2023.

"Mengingat pada 2023 ini perayaan hari besar keagamaan saling berdekatan waktu pelaksanaannya maka kami mengimbau umat untuk menjaga keamanan dan kedamaian di tanah Papua," kata dia.

Setiap anak itu unik dan memiliki bakat serta talenta masing-masing, melalui atraksi drama Jalan Salib ini bakat dan talenta seni peran yang dimiliki anak dapat diasah dengan baik sebagai anugerah dari Tuhan.










 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023