Beijing (ANTARA) - Tim peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) menolak tuduhan menghapus data penting terkait sampel yang diambil dari Pasar Huanan, Wuhan.

CCDC juga membantah pandangan bahwa galur virus COVID-19 berasal dari binatang di pasar hewan dan ikan di ibu kota Provinsi Hubei tersebut.

Tiga galur virus yang diisolasi dari sekitar 900 sampel di lingkungan pasar terlihat hampir identik dengan urutan virus pasien pada saat itu.

Data itu menunjukkan bahwa galur virus tersebut kemungkinan besar berasal dari manusia, kata Dekan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Beijing University of Chemical Tehcnology, Tong Yigang, kepada pers di Beijing, Minggu (9/4).

Ketua Bidang Lingkungan dan Hewan pada Misi Bersama Penelitian Asal-Usul COVID China-WHO itu mengungkapkan bahwa dari 1.300 sampel binatang yang diambil dari Pasar Huanan selama Januari-Maret 2020, sebanyak 400 di antaranya negatif COVID-19.

Sebelumnya, WHO menuduh China menghapus data sampel dari Pasar Huanan pada awal 2020 yang merupakan informasi penting dalam mengungkap asal-usul COVID.

WHO juga menyebut Pasar Huanan sebagai episentrum pandemi karena dari pasar rakyat tersebut virus SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat ke berbagai tempat di Wuhan pada 2019, yang kemudian menjalar ke berbagai belahan dunia.

"Setiap data terkait penelitian asal-usul COVID-19 perlu disebarluaskan segera ke komunitas internasional. Data tersebut seharusnya dibagikan sejak tiga tahun yang lalu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Jumat (7/4).

CCDC menolak tuduhan itu dengan menyatakan bahwa para ilmuwan China telah membagikan seluruh data dan informasi, termasuk lebih dari 76 ribu kasus positif awal COVID di Wuhan.

"Kami melakukan analisis dan riset bersama secara mendalam dan hasilnya secara kolektif juga telah disetujui oleh pakar dari WHO dan China," kata Zhou Lei, peneliti CCDC, di Beijing pada Sabtu (8/4).

Ia menganggap WHO merupakan organisasi kesehatan dunia yang sangat penting, profesional, berwibawa, diakui komunitas internasional, bersifat ilmiah, teliti, dan tidak berpihak.

"Saya pikir jika tuduhan yang dibuat melenceng, maka beresiko merusak kredibilitas WHO," ucapnya. 

Baca juga: Beijing sebut RUU asal-usul COVID-19 serangan AS terhadap China

Baca juga: Wuhan dorong WHO lacak kaitan COVID dan Pekan Olahraga Militer Dunia

 

Berkunjung ke Museum Antiepidemi di episentrum COVID-19, Wuhan

 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023