Jakarta (ANTARA News) - Harimau  Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di  Taman Nasional Kerinci Seblat banyak yang buntung akibat jerat pemburu liar.

"Jerat-jerat berupa laso dari kawat sling yang dipasang para pemburu di hutan-hutan TNKS berisiko pada kematian atau cacat fisik pada harimau," kata Komandan dan menajer lapangan PHS TNKS, Dian Risdianto di Jambi, Selasa.

Menurut Dian, sebagian harimau yang terjerat kemudian berhasil melepaskan diri.

"Umumnya yang terkena jerat sling itu kaki harimau, karena itu mereka masih bisa meronta dan berusaha melepaskan diri, namun banyak yang berhasil melepaskan diri hirnya buntung," ujar Dian.

Harimau buntung sering kali kembali terjerat namun beberapa kali petugas lebih dahulu menemukan binatang liar itu sebelum pemburu datang.

Dian mengemukakan 60 persen harimau terjerat yang ditemukan petugas sudah dalam keadaan buntung di salah satu kakinya,  artinya sebelumnya harimau itu juga sudah pernah terkena jerat.

"Harimau buntung akan mengalami kesulitan menangkap mangsa bahkan tidak sedikit ditemukan dalam keadaan mati kelaparan atau terserang penyakit infeksi akut atau bahkan kalah berkelahi dengan harimau dahan atau beruang bahkan babi hutan,"` ujarnya.

Guna terus menekan tingginya tingkat perburuan Harimau Sumatera Pihak PHS sampai saat ini dibantu LSM internasional Fauna Flora Internasional (FFI) terus mempergencar patroli lapangan guna menyapu jerat-jerat yang masih dipasang pemburu.

"4 bulan terakhir dari patroli yang kia lakukan kita masih menemukan dan mengumpulkan sedikitnya 30 jerat di hutan TNKS yang berada di Bungo, Bengkulu, Merangin dan Kerinci. Ini artinya perburuan satwa yang semakin terancam kepunahan ini masih terus berlangsung, perlu perhatian dan kepedulian semua pihak guna menangani masalah ini," kata Dian.

(ANT-144)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012