Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) untuk menandatangani nota kesepahaman (MOU) guna meningkatkan sinergi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting melalui kolaborasi antara pihak.

“Oleh karena itu kunci suksesnya itu ketika kita bisa mencegah anak stunting itu untuk tidak stunting generasi-generasi itu agar berkualitas produktif kemudian akhirnya nanti bisa meningkatkan kesejahteraan untuk di tingkat keluarga masyarakat bangsa dan negara,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Dalam penandatanganan MOU yang berlangsung pada Kamis (6/4) di Kantor BKKBN Pusat Jakarta, ia menyampaikan bahwa gizi buruk dan stunting saat ini masih menjadi tantangan bagi sektor kesehatan di Indonesia.

Oleh karena itu, jejaring sinergi dan kolaborasi dalam percepatan penurunan stunting harus terus diperluas. Kehadiran IPHI yang memiliki kesamaan visi untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan kemaslahatan bangsa, dianggap menguntungkan karena dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terkait dengan persoalan stunting.

Penandatanganan MOU juga sudah difokuskan kepada tujuan besar mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas, melalui perluasan cakupan peningkatan mutu edukasi seluruh provinsi kabupaten dan kota serta melibatkan integrasi lintas institusi.

Baca juga: Wagub Kalteng: Prioritaskan pemenuhan gizi tanggulangi stunting

MOU tersebut, kata Hasto, juga sudah diselaraskan dengan target percepatan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mengamanatkan BKKBN sebagai koordinator percepatan penurunan stunting.

“Amanah ini tentu amanah yang besar dari bangsa dan negara dan juga sekaligus mulia karena kita betul-betul ingin membantu yang lemah untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah juga. Selain itu, penanganan stunting ini juga menjadi salah satu wujud peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk menciptakan generasi unggul Indonesia Emas 2045 untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah dalam menghadapi bonus demografi 2045,” ucap dia.

Ketua Umum IPHI Erman Suparno menyatakan tugas BKKBN dalam mempercepat penurunan angka stunting amat selaras dengan visi pihaknya yang berkaitan dengan kemaslahatan dan kemanusiaan.

Ia berharap, kerja sama ini dapat segera dilaksanakan secepatnya dan tidak terhenti di penandatangan MOU saat itu, karena stunting merupakan permasalahan kependudukan yang bersifat memengaruhi kualitas maupun kuantitas demografi bangsa Indonesia.

“Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya atas nama seluruh jamaah haji dalam IPHI menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya untuk sama-sama mengabdi kepentingan, kepercayaan dan kemasyarakatan Republik Indonesia,” ujar dia.

Baca juga: BKKBN Kepri gandeng Politeknik Bintan Cakrawala turunkan stunting
Baca juga: BKKBN: Penanganan stunting di Demak andalkan validasi data posyandu
Baca juga: UNICEF-BKKBN bekerja sama perkuat pemantauan "stunting" di lapangan


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023