Yogyakarta (ANTARA News) - Data terakhir jumlah korban tewas akibat gempa tektonik di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga pukul 16.00 WIB, Selasa sebanyak 4.065 orang. Sementara itu, korban luka berat dan ringan 16.547 orang, sedangkan rumah penduduk yang rusak (rata dengan tanah, rusak berat dan rusak ringan) sebanyak 116.046 unit. Rinciannya seperti yang tercatat di Media Center Posko Penanggulangan Bencana DIY, Selasa petang menyebutkan korban tewas di Kabupaten Bantul 3.481 orang, Sleman 326 orang, Kota Yogyakarta 163 orang, Kulonprogo 26 orang dan Kabupaten Gunungkidul 69 orang. Kemudian korban luka berat di Bantul 6.445 orang, Sleman 1.146 orang, Kota Yogyakarta 224 orang, dan Kulonprogo 252 orang. Korban luka ringan di Bantul 3.141 orang, Sleman 4.075 orang, Kota Yogyakarta 59 orang, dan Kabupaten Kulonprogo 171 orang. Sedangkan korban luka berat dan ringan di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 16.547 orang. Kepala Dinas Kesehatan DIY dr Bondan Agus Suryanto SE MA mengatakan Puskesmas di Kabupaten Bantul yang rusak berat dan tidak dapat digunakan lagi ada 16 buah, Puskesmas Pembantu yang rusak berat 30 buah, dan rumah dinas Puskesmas yang rusak berat 46 buah. Puskesmas yang rusak berat dan tidak dapat difungsikan lagi yaitu Banguntapan I, Bantul I, Bambanglipuro, Dlingo I dan II, Imogiri I dan II, Jetis I dan II, Pajangan, Pandak I, Piyungan, Pleret, Pundong dan Sewon I. Dengan kondisi tersebut ia berharap agar Puskesmas-puskesmas itu tetap dapat melayani masyarakat, maka pengelolanya harus mendirikan tenda atau memanfaatkan gedung sekitarnya yang bisa dipakai. Dijelaskannya, Puskesmas yang rusak sedang empat buah, dan rusak ringan delapan buah. Puskesmas Pembantu yang rusak sedang 13 buah, dan rusak ringan 13 buah. Untuk menolong pengungsi dan korban gempa, saat ini sudah didirikan Posko Kesehatan di 57 lokasi. Posko-posko itu lokasinya di lapangan Jetis, lapangan Pleret, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, lapangan ISI (Institut Seni Indonesia) dan lapangan Minggir di Sumberagung.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006