London (ANTARA News) - Tersingkirnya Arsenal dari perempatfinal Piala Liga dari tim kecil Bradford City, membuat manajer Arsene Wenger mempertanyakan kekuatan lini depannya namun dia  menolak melabeli kekalahan itu sebagai hal memalukan.

Meski hampir selama satu jam bermain dengan lima penyerang, Arsenal gagal menundukkan klub divisi empat ini yang menang 3-2 melalui adu penalti Selasa lalu, setelah memperlihatkan permainan bertahan yang kokoh.

Wenger memainkan penyerang internasional Jerman Lukas Podolski berduet dengan Gervinho pada awal pertandingan, dan menuntaskan pertandingan dengan para pemain bertipe menyerang seperti Alex Oxlade-Chamberlain, Marouane Chamakh, dan Tomas Rosicky.

Namun justru kapten dan bek tengah Thomas Vermaelen yang membuat pertandingan itu harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu setelah menyamakan kedudukan pada menit 88.

Gervinho menyia-nyiakan peluang bagus di mulut gawang dan upaya Francis Coquelin membentur tiang gawang pada menit 38.

Statistik setelah pertandingan memperlihatkan Arsenal melepaskan 28 tembakan dengan 12 tembakan tepat mengarah ke gawang, berbanding lima tembakan dengan tiga tembakan tepat mengarah ke gawang milik Bradford.

"Kami bermain dengan tim yang sangat ofensif. Apa yang mengecewakan adalah pada dasarnya (kami bermain) selama satu jam dengan lima penyerang dan tidak mampu mencetak gol," kata Wenger dalam situs resmi Arsenal seperti dikutip Reuters.

"Saya tahu orang-orang akan berkata: `Itu Liga Divisi Empat,` namun pertandingan Piala tetap pertandingan Piala. Di sepakbola Anda selalu memiliki kesempatan jika Anda memberikan segalanya."

Namun dia merasa tidak harus malu akibat kekalahan ini. "Anda merasa malu ketika Anda tidak memberikan segalanya. Saya merasa tim berjuang dan akan menjadi lebih kecewa dan frustrasi."

"Kami berusaha dan memberikan segalnya sampai menit terakhir. Itu adalah pertandingan tipikal Piala Inggris dan Bradford pada akhirnya mampu mengalahkan kami."

(H-RF/I015)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012