Yogyakarta (ANTARA News) - Setelah berkantor di Gedung Agung (Istana Kepresidenan) Yogyakarta sejak hari pertama bencana 27 Mei untuk mengemban tugas negara, termasuk menangani para korban gempa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu sekitar pukul 11.20 WIB kembali ke Jakarta melalui Lapangan Udara TNI Adi Sucipto dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ 85. Sebelumnya Kepala Negara menerima Duta Besar AS untuk Indonesia, B.Lynn Pascoe, di ruang VIP Pangkalan Udara TNI AU Adi Sutjipto. Dalam pertemuan itu, Dubes Pascoe, seperti dikutip Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, menjelaskan berbagai langkah yang telah diambil pemerintahnya untuk membantu para korban gempa berkekuatan 5,9 pada Skala Richter di Yogyakarta dan Jateng yang telah merenggut lebih dari 5.400 jiwa itu. Pemerintah AS melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah menyetujui dana bantuan tambahan sebesar 2,5 juta dolar AS sehingga total bantuan AS untuk Indonesia sudah mencapai lima juta dolar . Selain itu, Komando Pasifik AS (PACOM) telah pula mengirim tim kesehatan militer yang terdiri atas sembilan personil yang kemudian akan disusul oleh tim unit kesehatan utama lainnya ke Yogyakarta. Dikirim dari pasukan Ekpedisi Laut Ketiga (Third Marine Expeditionary Force) di Okinawa, unit Angkatan Udara Pasifik AS di Guam, USNS Mercy, unit kesehatan militer AS yang beranggotakan 135 personel akan melayani para korban dengan keahlian mereka di bidang bedah, trauma, laboratorium, gigi, sinar-x, dan kedokteran preventif di Yogyakarta dan sekitarnya. Unit kesehatan militer AS itu akan bekerja sama dengan TNI membangun sebuah unit bedah di lapangan sepakbola Sewon, sekitar tujuh kilometer barat daya Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Sudah lebih efektif Sebelum berangkat, Presiden Yudhoyono dalam perjelasan persnya, mengatakan sejak terjadinya bencana, ia telah melakukan evaluasi dan menginstruksikan pimpinan daerah DI Yogyakarta dan Jateng tentang penanganan program tanggap darurat. Menurut Kepala Negara, penanganan tanggap darurat sudah lebih efektif dilihat dari perawatan bagi korban luka-luka yang sudah berjalan lebih baik, penyaluran logistik yang telah semakin menjangkau daerah terpencil, infrastruktur yang semakin pulih, seperti listrik, BBM, telekomunikasi dan bandara. Namun, ia mengakui dibanding yang lain, pemulihan infrastruktur listrik belum pulih sepenuhnya karena masih ada gardu-gardu yang perlu diperbaiki. Ia juga meminta Bakornas Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi dan Satkorlak berfungsi lebih baik dan berharap pimpinan daerah ikut mengecek kondisi riil masyarakat di daerahnya. Ia juga meminta masyarakat luas ikut memberitahu posko maupun institusi lainnya jika mereka menemukan pelayanan kepada para korban belum baik. Sebagai Presiden, ia sudah memastikan bantuan sumber daya nasional telah dialokasikan secara tepat, kerja sama internasional pun dapat mengalir dengan baik, serta sistem sudah mulai berfungsi, katanya. Presiden Yudhoyono menambahkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla mungkin tiba di Yogyakarta Kamis untuk melanjutkan tugas pemantauan pada periode tanggap darurat ini. (*)

Copyright © ANTARA 2006