Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dr. Siti Annisa Nuhonni Sp.KFR(K) mengingatkan pentingnya dukungan moral dan perawatan psikospiritual bagi orang dengan stoma akibat kanker kolorektal (ostomate).

"Menghadapi kenyataan bahwa memiliki penyakit yang dapat mengancam jiwa apalagi sudah berada di fase kehidupan tentu tidak mudah diterima oleh penderita sehingga muncul respon psikologis. Untuk itu mereka butuh dukungan," kata Nuhonni, dokter yang tercatat sebagai Dewan Pengawas Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) saat diskusi daring, Rabu.

Stoma merupakan hasil tindakan kolostomi yang umumnya dibuat di sisi kiri perut. Tindakan tersebut menyebabkan perubahan proses pembuangan sisa pencernaan (feses) yang sebelumnya dilakukan lewat anus menjadi lewat stoma.

Berbeda dengan anus, stoma tidak memiliki katup sehingga pengeluaran feses tidak bisa dikontrol oleh pasien. Untuk itu, kantong kolostomi perlu terus terpasang.

Baca juga: Lingkungan dan gaya hidup jadi faktor penyebab kanker kolorektal

Menurut Nuhonni, orang dengan stoma biasanya mengalami permasalahan sosial, budaya, dan psikologis. Misalnya, mereka menjadi tidak percaya diri ketika ingin berkontribusi dengan lingkungan sekitarnya sehingga kadang mereka merasa terisolasi dari teman dan keluarga.

Selain itu, masalah lainnya yang dihadapi ostomate di antaranya makanan yang tidak biasa dan suplai air yang berbeda agar tidak mengganggu fungsi stoma, keringat akan mempengaruhi melekat atau tidaknya stoma appliance (peralatan stoma) sehingga harus selalu membawa persediaan.

Untuk itu, Anggota Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) itu mengatakan, butuh intervensi atau pendekatan paliatif kepada orang dengan stoma untuk membantu mereka secara menyeluruh. Intervensi tersebut juga perlu dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan.

"Dengan adanya intervensi psikososial yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap pasien kanker kolorektal, seperti dengan adanya peningkatan harapan hidup pasien," kata Nuhonni.

Dia menegaskan bahwa lingkungan sekitar tentu berperan penting dalam menciptakan psikososial yang baik.

"Menerima pasien kanker terutama pasien kanker kolorektal dengan tangan terbuka dan tanpa memandang sebelah mata dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien-pasien kanker," ujar Nuhonni.

Kemudian, penting juga untuk memberikan perawatan psikospiritual. Pendekatan yang dapat dilakukan merupakan integrasi pendekatan tradisional, keagamaan, dan kejiwaan sehingga semangat pasien dapat muncul dan pulih kembali seperti semula.

Baca juga: Yogurt bantu cegah kanker usus besar

Baca juga: "Mager" bisa picu kanker kolorektal di usia muda

Baca juga: Daging merah picu kanker usus besar pada wanita

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023