Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI mendeteksi dua kasus subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus di Indonesia berdasarkan hasil penelusuran genome squencing pada akhir Maret 2023.

"Sampai saat ini sudah dua kasus (Arcturus, red.) yang ditemukan," kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Akan tetapi, ia tidak menjelaskan lebih jauh terkait dengan domisili maupun riwayat yang dialami pasien.

Baca juga: Akademisi : Naiknya kasus positif tunjukkan COVID-19 tetap ada

Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan dua kasus Arcturus ditemukan di Indonesia melalui genome sequencing pada pekan keempat Maret 2023.

"Pasien seluruhnya mengalami gejala ringan," katanya.

Secara terpisah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi⁣ Hematologi Onkologi Medik Prof Zubairi Djoerban mengatakan Arcturus teridentifikasi di India pada Januari 2023 dan menjadi pemicu lonjakan kasus di wilayah setempat.

"Saat ini kasusnya ditemukan di Indonesia. Arcturus bisa 'lolos' dari antibodi vaksinasi dan infeksi alamiah," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini kasus Arcturus telah terdeteksi di 20-an negara, termasuk Indonesia.

"Gejalanya lebih ringan dan masyarakat tak perlu panik," ujarnya.

Baca juga: Epidemiolog: Waspadai COVID-19 varian Arcturus meskipun sudah vaksin
Baca juga: Taati prokes saat mudik lindungi keluarga dari varian Arcturus

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023