Rusia (ANTARA) - Kejaksaan Agung Rusia mengatakan pada Kamis (13/4) bahwa mereka memulai penyelidikan mengenai video yang menunjukkan dugaan pemenggalan kepala seorang tawanan tentara Ukraina.

"Untuk meninjau kredibilitas material ini dan membuat keputusan yang tepat, hal ini sudah diteruskan ke otoritas terkait investigasi untuk verifikasi," kata mereka.

Video tersebut menampilkan sekumpulan orang yang tampak seperti tentara Rusia, tengah merekam aksi mereka memenggal kepala tahanan Ukraina dengan pisau. Pada Rabu (12/4), Kremlin mengatakan bahwa video yang beredar di media sosial tersebut 'buruk', dan keasliannya perlu dicek.

Terkait tayangan video tersebut,  Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebelumnya menulis di Twitter, "Tidak masuk akal Rusia, yang lebih buruk daripada ISIS, memimpin DK PBB."

Rusia mengambil alih kursi kepemimpinan bergilir di Dewan Keamanan PBB bulan ini.

"Teroris Rusia harus diusir dari Ukraina dan PBB, serta dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka," katanya, menambahkan.

Para milisi ISIS dikenal kerap merilis video pemenggalan tawanan ketika mereka menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah pada 2014-2017.

Badan keamanan dalam negeri Ukraina SBU mengatakan mereka telah membuka investigasi atas dugaan kejahatan perang terkait video tersebut.

"Kemarin, sebuah video muncul di Internet yang menunjukkan bagaimana penjajah Rusia menunjukkan sifat buasnya - menyiksa seorang tahanan Ukraina dengan kejam dan memenggal kepalanya," tulis SBU di Telegram.


Sumber: Reuters
Baca juga: Sekjen PBB ngeri lihat video eksekusi brutal tawanan perang Ukraina
Baca juga: Ukraina sangkal klaim bahwa Rusia kuasai 80 persen Bakhmut
Baca juga: Serangan artileri Rusia tewaskan dua, lukai lima orang di Ukraina

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023