"Kita belum bisa memastikan identitasnya."
Padang Aro (ANTARA News) - Satu dari dua korban hilang korban banjir di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, ditemukan warga sudah meninggal pada Sabtu pagi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Hamudis, di Padang Aro, Sabtu, mengatakan bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi telungkup di Sikapuak, Sapan Salak, Pinti Kayu, Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.

Jenazah korban ditemukan sekitar enam jam jalan kaki dari lokasi hilangnya korban. Jasadnya ditemukan warga saat hendak pergi ke kebun.

"Kita belum bisa memastikan identitasnya, dan jam berapa ditemukan. Namun, menurut informasi, korban sudah tidak bernyawa dengan posisi telungkup," ujarnya.

Dia menambahkan, korban akan langsung dibawa ke Puskesmas setempat untuk memastikan identitasnya.

Dalam bencana banjir yang melanda dua kecamatan, Koto Parik Gadang Diateh dan Sungai Pagu, menelan dua korban hilang, Sinis (35) dan Dasinan (70).

Mereka diketahui hilang oleh keluarga dan warga setempat pada Jumat pagi (14/12).

Banjir pada Kamis (13/12) malam sekitar pukul 22.00 WIB terjadi di Sungai Pangkur Nagari Pakan Rabaa, Koto Parik Gadang Diateh, dan Kampung Tarandam, Nagari Pasa Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu.

Di Pakan Rabaa dan Pinti Kayu, banjir disertai lumpur, bebatuan, dan kayu gelondongan merusak 175 rumah rusak, jembatan putus, serta menimbun jalan dengan lumpur yang tingginya semata kaki sepanjang lebih dari satu kilometer.

Rumah yang rusak tersebut 100 di antaranya rusak ringan dan 75 rusak berat. Selain itu, tiga rumah terendam lumpur hingga dua meter dan sekitar tiga rumah lainnya terendam lumpur mencapai satu meter.

Banjir di Sungai Pangkur Pakan Rabaa juga merusak fasilitas umum seperti robohnya pagar SDN 09 di Sungai Pangkur, MTsN Sungai Pangkur yang digenangi air dan lumpur, serta SMAN 5 Solok Selatan tergang air.

Data sementara BPBD Solok Selatan mencatat banjir tersebut menimbulkan kerugian lebih dari Rp600 juta. (T.KR-HMR/E005)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012