Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak pemerintah daerah untuk terus meningkatkan sosialisasi mengenai manfaat ASI eksklusif untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Pemerintah daerah dan kementerian/lembaga terkait perlu terus meningkatkan sosialisasi mengenai ASI eksklusif," kata Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa pada acara Deputy Meet the Press dengan tema Program Super Prioritas bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Bogor, Kamis.

Jelsi menjelaskan, ASI eksklusif memiliki zat gizi esensial yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

"Pemberian ASI eksklusif juga dapat mendukung upaya penurunan prevalensi stunting karena ASI eksklusif mengandung banyak nutrisi penting yang sangat baik untuk mendukung ketahanan gizi dan kesehatan anak," katanya.

Kemenko PMK, kata dia, juga mendorong pemerintah daerah untuk menggencarkan strategi percepatan penurunan stunting guna mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan produktif.

"Terkait penanganan stunting, pemda dapat berpedoman pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting," katanya.

Dia menambahkan, pemda juga perlu terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya protein hewani dalam pemenuhan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak.

"Tingkatkan pemberian protein hewani untuk mendukung tumbuh kembang anak, dan yang terpenting juga untuk mendukung upaya pencegahan stunting," katanya.

Dia menambahkan Kemenko PMK bersama Kemenkes mendorong seluruh kementerian/lembaga terkait bersama-sama mengampanyekan upaya pencegahan stunting melalui asupan gizi seimbang, terutama yang kaya protein hewani.

Kampanye dan sosialisasi tersebut, kata dia, untuk menyebarluaskan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang yang kaya protein hewani bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita guna mendukung percepatan penurunan stunting.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kata dia, adalah 21,6 persen.

"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," demikian Muhadjir Effendy.

T.W004

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023