Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan Sekolah Ramah Anak yang telah dideklarasikan di Kota Pahlawan, Jawa Timur, pada 2019 telah mampu mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman.

Kepala Dinas Pendidikan (Diskpendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh di Surabaya, Jumat, mengatakan, dengan adanya Sekolah Ramah Anak di tingkat SD dan SMP, diharapkan mampu menjadi ruang aman dan nyaman selama siswa berada di lingkungan pendidikan.

"Harapan sekolah menjadi ramah, nyaman dan menyenangkan dalam semua pembelajaran, dasarnya adalah lingkungannya di sekolah yang bersifat rekreatif tapi edukatif," kata Yusuf.

Oleh sebab itu, Yusuf mengaku, penguatan pendidikan karakter siswa di antaranya pada menyasar segi religi, akademik, dan pengembangan talenta siswa. Ia mencontohkan, seperti adanya kolaborasi bersama Tunas Hijau untuk membuat sebuah proyek sekolah di bidang lingkungan.

"Lingkungan sekolah yang ramah dan edukatif dikemas menjadi Sekolah Arek Suroboyo, program pembelajaran yang efektif dan edukatif. Kemudian melakukan penguatan pada siswa untuk membiasakan mengaji, atau sholat di bulan Ramadhan. Bisa juga mengundang narasumber untuk memberikan penguatan pada guru dan siswa," ujarnya.

Meski begitu, Yusuf memastikan, program Sekolah Ramah Anak telah dilaksanakan di seluruh SD dan SMP Negeri maupun Swasta di Kota Pahlawan. "Sudah diterapkan di semua sekolah, tergantung inovasi apa saja yang dibuat sekolah dan nanti kami evaluasi, karena setiap karakter di wilayah Surabaya masyarakatnya berbeda-beda," katanya.

Sementara itu, SDN Dupak 1 Kota Surabaya juga telah menerapkan program Sekolah Ramah Anak. Dalam pelaksanaannya, SDN Dupak 1 Kota Surabaya mengaplikasikan program 5S yakni senyum, sapa, salam, sopan, dan santun, serta memberikan penguatan pada segi religi, akademik, dan pengembangan talenta.

"Pada implementasinya, kami lakukan dari dasar, seperti memperhatikan perilaku dan penampilan anak, apakah sudah siap mengikuti pelajaran? Atau mengapa anak terlihat murung?," kata Kepala SDN Dupak 1 Kota Surabaya, Ahmad Nur Khalim.

Pada segi penguatan religius, lanjut dia, sebelum kegiatan belajar mengajar, para peserta didik diwajibkan untuk berdoa sesuai kepercayaannya masing-masing. Selanjutnya, pada segi akademik, peserta didik akan dipantau dalam proses belajar. Sedangkan pada segi pengembangan talenta, dikuatkan pada potensi minat dan bakat siswa.

"Pembentukan karakter seperti Profil Pelajar Pancasila, yakni mewujudkan pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila sebagaimana visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.

Tak hanya itu saja, kata dia, pihaknya juga kerap memberikan penguatan terhadap tenaga pendidik. Penguatan ini untuk mengantisipasi dan menangani perilaku peserta didik yang berbuat kurang baik.

"Apakah anak perlu mendapatkan sanksi atau perlu dilakukan pendekatan?. Maka guru akan paham, tindakan apa saja yang tepat untuk siswa," ucapnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023