Yogyakarta (ANTARA News) - Sungai Manunggal yang melintas di Kampung Golo Kelurahan Pandeyan, Koa Yogyakarta, kembali meluap di tengah hujan deras pada Minggu siang dan mengakibatkan sekitar 30 rumah warga di wilayah tersebut tergenang.

"Ini sudah keempat kalinya wilayah kami terkena imbas luapan Sungai Manunggal. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah ada kejadian seperti ini," kata salah seorang warga Kampung Golo Samijo di Yogyakarta, Minggu.

Luapan Sungai Manunggal setidaknya merendam sekitar 30 rumah warga dengan ketinggian bervariasi antara 20 centimeter hingga sekitar satu meter.

"Untuk kejadian kali ini, warga lebih siap sehingga tidak banyak barang yang rusak akibat terendam air. Pada kejadian pertama, banyak barang rumah tangga yang rusak terendam air karena warga tidak menyangka akan terjadi kejadian itu," katanya. Luapan pertama terjadi pada akhir November.

Ia menilai, luapan air Sungai Manunggal saat terjadi hujan deras tersebut disebabkan proses pembangunan Jalan Batikan yang kini sedang berlangsung.

Dalam proses pembangunan Jalan Batikan, terdapat tiang penyangga jalan di dalam sungai yang belum dicabut oleh pihak kontraktor pelaksana. Tiang-tiang tersebut menghambat sampah yang ada di sungai sehingga menumpuk.

Lurah Pandeyan Didik Setiadi mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan warga setempat terkait penyebab banjir dan menyampaikan keluhan warga kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Untuk bantuan kepada warga yang terkena dampak luapan Sungai Manunggal sudah diberikan," lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Toto Suroto mengatakan, pencabutan tiang-tiang panjang tersebut membutuhkan waktu karena proses pengerjaan perbaikan Jalan Batikan belum selesai. Proyek tersebut masih menyisakan proses pengecoran sepanjang 15 meter.

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, lanjut dia, akan melakukan upaya pembersihan sampah setiap hari untuk mencegah agar air sungai tidak meluap dan menggenani permukiman warga. ***3***
(E013/A013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012