Hanoi (ANTARA News) - Setelah lebih satu dasawarsa perundingan, Amerika Serikat dan Vietnam menandatangani persetujuan perdagangan pada Rabu malam yang diharapkan meratakan jalan bagi negara komunis itu untuk bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Persetujuan itu ditandatangani oleh Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, Luong Van Tu dan Wakil Perdagangan AS, Karan K Bhatia. Upacara penandatanganan itu dilakukan di Istana Reunifikasi di Kota Ho Chi Minh, yang di kota ini tank-tank Vietnam Utara berdatangan dalam kemenangan pada tahun 1975, yang pada intinya mengakhiri peperangan. "Ini langkah bersejarah dalam hubungannya antara dua negeri kita. Ini menandai terwujudnya tonggak sejarah lainnya di jalan itu untuk normalisasi penuh antara kedua negara kita," kata Bhatia seperti dikutip DPA. AS merupakan negara terakhir dari 28 negara yang harus dilobi secara bilateral oleh Vietnam sebelum dimasukkan ke dalam badan perdagangan dunia tersebut. Kongres AS harus memulihkan hubungan perdagangan normal yang permanen dengan Vietnam, tetapi suatu pemungutan suara "ya" mungkin dipertimbangkan. Perundingan multilateral, rintangan final sebelum keanggotaan, dijadwalkan pada Juli. Vietnam berharap menjadi anggota WTO sebelum ia menjadi tuan rumah KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik pada November. Menteri Perdagangan Vietnam, Truong Dinh Tuyen mengatakan keanggotaan di badan perdagangan dunia itu akan menjadi isyarat bagi kawasan lainnya bahwa Vietnam merupakan tempat yang stabil dan aman untuk berbisnis. Para ekonom yakin Vietnam akan memperoleh peningkatan cepat dari keanggotaan WTO karena kuota dalam ekspor pakaian jadi dan tekstilnya akan dicabut. Tarif dalam kebanyakan produk-produk AS yang diimpor akan dikurangi di bawah 15 persen. Tetapi banyak para pemilik bisnis Vietnam khawatir kalah dengan para pesaing luar negerinya yang mempunyai akses lebih baik ke teknologi dan modal. Banyak sektor menderita karena praktek-praktek bisnisnya, kualitas produk yang buruk dan para pekerja yang kurang terampil. Meskipun demikian, para pemimpin Vietnam yakin keanggotaan WTO adalah penting bagi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi negeri ini. Sementara Vietnam merupakan salah satu dari sistem politik komunis terakhir, dalam kebijakannya, "doi moi," atau pembaruan, yang merupakan reformasi pasar bebas, Vietnam menjadi salah satu dari negara-negara yang perekonomiannya tumbuh tercepat di dunia. Tahun lalu, perdagangan antara AS dan Vietnam mencapai rekor tinggi 7,8 miliar dolar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006