Jakarta (ANTARA) - Pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia rupanya tergolong dalam kategori sepuluh besar terbanyak di dunia, dalam laporan Startupranking.com di 2023, Indonesia memiliki setidaknya 2.516 perusahaan rintisan yang bertumbuh.

Meski begitu tidak dipungkiri para pendiri perusahaan rintisan khususnya yang masih di tahap awal atau early stage, kerap menemukan beberapa permasalahan dalam meningkatkan bisnis-nya di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti seperti saat ini.

Berkaca dari hal itu, sebagai sarana berbagi para alumni dari Google for Startups (GFS) Accelerator 2023 berbagi kiat untuk founder early-stage startup dalam menguatkan bisnis-nya seperti diungkap dalam siaran pers Google, Sabtu.

Baca juga: Legit Group raih pendanaan Seri A

Fokus kepada dampak dan membangun kultur kerja tim yang solid

Sebagian besar tantangan yang dihadapi startup bisa jadi bukan menyangkut proses maupun teknologi yang dimiliki, namun terkait sumber daya manusia.

Perusahaan rintisan harus berusaha fokus menciptakan budaya saling percaya dan keinginan untuk belajar.

Oleh karenanya, penting untuk membangun tim yang solid dan menyenangkan agar dapat memprioritaskan implementasi ide secara cepat dan berkelanjutan.

Salah satunya seperti langkah yang diambil startup PasarMIKRO dengan menjadikan keragaman sebagai dasar membangun kultur kerja tim.

“PasarMIKRO sendiri memiliki tim yang berasal dari berbagai kewarganegaraan, ini membuat divisi people terus mendorong company values yang menggabungkan cara bekerja yang cocok dilihat dari perusahaan lokal maupun global,” jelas Nabilla Kalvina Izumi, Product Manager PasarMIKRO.


Baca juga: Kino Indonesia bawa 10 startup terpilih dalam "Demo Day" Kinovation


Fokus terhadap pemecahan masalah

Penting bagi startup untuk fokus terhadap objektif dan permasalahan pengguna yang bisa diselesaikan dengan produk yang dibangun.

Di sisi lain, para startup juga harus fleksibel dan terus melakukan eksperimen dari sisi produk, pemasaran, komunikasi, dan bisnis untuk mendapatkan feedback dari pengguna.

Co-founder startup Mindtera Bayu Bhaksoro mengatakan bahwa ketika founder bertemu masalah, sebaiknya tidak melihat hal tersebut sebagai suatu yang berat atau rumit.

“Lakukan interview juga penelitian mengenai pain points agar bisa mendapatkan pendekatan produk yang tepat. Fokus dan tegas terhadap problem-solving namun juga berani untuk mengambil inisiatif dan bereksperimen,” ujarnya.


Baca juga: Riset: Kehadiran startup perikanan buat petambak lebih optimistis


Pentingnya product-market fit

CEO platform podcast Noice, Rado Ardian, mengatakan kiat ini adalah kiat paling utama karena dengan demikian perusahaan rintisan bisa memiliki fundamental yang kuat.

“Tips untuk para founder, terutama early-stage startups yaitu fokus pada product-market fit,” tegas Rado.

Fundamental yang kuat dengan dukungan product-market fit dinilai Rado mampu mempercepat pertumbuhan bisnis yang signifikan.

Oleh karenanya, setiap founder perlu memperluas jaringan dan relasi dengan mengambil kesempatan mengikuti program pelatihan yang dapat mempertemukan mereka dengan para mentor andal.

Menurutnya, program pelatihan seperti GFS Accelerator dapat memberikan kesempatan bagi para founder mendapat contoh praktik terbaik untuk meningkatkan kualitas produk.

Baca juga: Startup perikanan beri perluasan akses pembiayaan ke pembudi daya ikan

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023