Jakarta (ANTARA) - Digitalisasi dapat menjadi alat untuk mencapai keberlanjutan, dengan produk dan layanan yang dihasilkan harus melalui proses ramah lingkungan, sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan berkontribusi atas terciptanya ekonomi hijau, kata salah satu direktur PT Schneider Electric Indonesia (SEI) Hedi Santoso.

Dalam acara ASEAN Youth Dialogue 2023, Hedi selaku Direktur Government Relations and Design Firms PT SEI, anak perusahaan dari Schneider Electric yang fokus kepada transformasi digital manajemen energi dan otomasi, mengatakan keberlanjutan adalah hal yang sangat penting dan menjadi "mata uang" baru dalam menjalin kerja sama bisnis lintas sektor.

"Karena mengacu pada efek atau dampak yang dimiliki perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, atau ekonomi. Hal ini juga terkait dengan kemampuan untuk mempertahankan atau mendukung proses secara terus-menerus tanpa menghabiskan sumber daya alam atau fisik," katanya dalam siaran pers pada Sabtu

Ia pun seraya menambahkan bahwa strategi atau praktik bisnis berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dan menciptakan dampak atau nilai positif  terhadap lingkungan untuk saat ini dan masa depan.

Baca juga: IFC sebut sertifikasi bangunan hijau di Indonesia capai empat persen

"Tantangan utama kita dalam konteks transformasi platform digital adalah bagaimana kita dapat mengurangi emisi karbon sebanyak mungkin dan mencapai keberlanjutan," kata Hedi.

Oleh sebab itu, SEI selalu memprioritaskan untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan sebagai bentuk aksi memerangi perubahan iklim dan mencapai keberlanjutan melalui beragam inovasi praktis dan terukur.

Sebagaimana diketahui, ekonomi hijau bertujuan mengurangi beragam risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis, dan bertujuan mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.

Dalam kegiatan diskusi ASEAN Youth Dialogue (AYD) 2023, ditekankan juga bahwa pertumbuhan hijau tidak terlepas dari strategi pembangunan ekonomi yang memberikan pilihan peran ekonomi dan lingkungan yang dapat memberikan manfaat atau merusak.

Oleh karena itu, perlu ditempuh jalan tengah melalui kolaborasi berbagai pihak, baik yang sifatnya mitigasi (pencegahan) maupun adaptasi. Jalan tengah yang disepakati harus dijalankan bersama dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang komprehensif.

AYD 2023 yang mengusung tema Pembangunan Digital untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dihadiri lebih dari 140 delegasi generasi muda dari 11 negara anggota ASEAN yang berusia 18-30 tahun dan dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo.

Baca juga: Indonesia usung isu energi hijau di Hannover Messe 2023

Sebagai rangkaian acara dari AYD 2023, sebanyak 30 delegasi pemuda ASEAN juga telah melakukan kunjungan ke kantor Schneider Electric Jakarta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang manajemen energi dan otomasi dalam kaitannya dengan tema besar Pembangunan Digital untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

"Kami berharap apa yang telah diterapkan dalam bisnis manajemen energi dan otomasi Schneider Electric selama ini dapat menjadi rekomendasi nyata bagi generasi muda ASEAN untuk mencapai sustainability/keberlanjutan," kata Cluster President Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi.

Selama ini keberlanjutan dalam bidang energi menjadi salah satu bagian tujuan dari Tujuan Pembangunan Keberlanjutan/SDG No.13 yaitu Climate Action/Aksi Iklim.

"Selain itu, Schneider Electric Indonesia juga menjalankan program Green Heroes for Life (GHFL) untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai keberlanjutan di Indonesia. Program ini memasuki tahun kedua dan secara aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan di seluruh Indonesia," kata Roberto menambahkan.

Program ini memberikan penghargaan kepada individu, organisasi, dan komunitas yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan dampak lingkungan dan promosi keberlanjutan.

AYD 2023 yang digelar dari tanggal 11-13 April adalah ajang untuk bertukar pikiran dan merumuskan rekomendasi terkait pembangunan digital di Asia Tenggara. Rekomendasi yang tercetus akan disampaikan kepada para pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo pada 11 Mei 2023.

Baca juga: Indonesia perkuat kerja sama internasional mitigasi perubahan iklim

Baca juga: SMI siapkan skema khusus dorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia

Baca juga: Arsjad Rasjid: IKN jadi peluang besar bagi para investor global

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023