Jakarta (ANTARA News) - Institute for Transportation and Development Policy merekomendasikan pengintegrasian bus sedang dan menengah seperti Kopaja dan Metromini ke jalur TransJakarta (busway), sebagai cara mendukung program Bus Rapid Transit di DKI Jakarta.

"Kami merekomendasikan tiga cara untuk mendukung program BRT ini," kata Direktur Institute for Transportation and Development Policy Yoga Adiwinarto saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Senin.

Pengintegrasian ini menurut Yoga bisa meningkatkan kapasitas daya angkut Transjakarta hingga lima kali lipat dibanding yang sudah ada sekarang. Rencana integrasi ini akan dimulai di Koridor VI dan I dan akan dilakukan rekayasa jalan di setiap persimpangan.

"Untuk mengakomodasi itu, halte juga harus diperluas hingga 100 meter," katanya. Perluasan halte ini, menurutnya bisa menampung hingga enam bis sehingga lebih mudah dalam pengakutan penumpang.

Rekomendasi kedua yakni pengoptimalan jalur hijau untuk mengakomodir pejalan kaki menuju dan dari halte bus. Jalur hijau yang dimaksud seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

"JPO dioptimalkan tidak hanya untuk menyeberang saja tapi juga membuka toko dan foodcourt," katanya.

Pembangunan jembatan ini akan diserahkan kepada pengembang dengan tetap memberikan tempat kepada Pedagang Kaki Lima. "Nanti 70 persen akan disewa, sedangkan sisanya bisa dipinjamkan kepada PKL," katanya.

Sedangkan cara ketiga adalah dengan bike sharing atau sepeda umum. Konsep yang diusung oleh ITDP adalah menggunakan sepeda sebagai alternatif kendaraan selain taksi atau ojek.

Penempatannya akan dilakukan di 100 titik yang berdeklatan dengan halte, serta padat permukiman dan perkantoran. "Seperti di Setiabudi, Monas, Thamrin, Tanah Abang, Mega Kuningan, Casablanca, SCBD. Jadi menyebar," katanya.

Sistem sepeda umum ini, menurutnya, seperti penyewaan dengan menggunakan sebuah kartu pintar yang nantinya bisa digunakan untuk sistem transportasi lainnya.

(Dny)

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012