Malang (ANTARA) - PT Amerta Indah Otsuka berkomitmen memerangi stigma negatif terkait Tuberkulosis (TBC) di tempat kerja melalui Program Free TBC at Workplace.

Dalam rangkaian memperingati Hari TBC Sedunia tahun 2023, Otsuka bersama Najwa Shihab memberikan edukasi dan pemahaman tentang TBC, serta memerangi stigma terkait TBC yang selama ini dipersepsikan keliru oleh masyarakat di Indonesia dengan menayangkan video berjudul "Tepis Stigma Negatif Tuberkulosis di Dunia Kerja" yang tayang di Youtube Narasi.

"TBC masih menjadi salah satu penyakit menular penyebab kematian terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes, lebih dari 900 ribu orang hidup dengan TBC," kata HR & Corporate Communication Director Otsuka, Sudarmadi Widodo dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Widodo mengemukakan bahwa data penderita TBC di Indonesia didominasi oleh usia produktif, sehingga tempat kerja menjadi salah satu area penularan TBC. Maka dari itu, Otsuka menginisiasi Program Free TBC at Workplace yang sudah berjalan sejak Juli 2022, dan telah diikuti oleh sembilan perusahaan.

Baca juga: Tulungagung temukan 341 kasus TBC baru selama kurun Januari-Maret 2023

Baca juga: Dinkes Surabaya sediakan pengobatan TBC gratis di Puskesmas


Saat ini lebih dari 8.000 karyawan yang telah dilakukan pelacakan dan skrining awal. Mereka yang terkonfirmasi positif TBC akan diberikan program pengobatan yang komprehensif.

Menurut Widodo, tantangan yang paling berat saat ini adalah tentang stigma TBC, ada kecenderungan perusahaan tidak mau membuka diri jika ada karyawan yang positif TBC. Selain itu, karyawan itu sendiri yang malu mengakui penyakit TBC, karena adanya image negatif dari TBC.

"Kami di Otsuka memiliki filosofi Otsuka-people creating new products for bentter health worldwide, sehingga kami berkomitmen untuk membantu memberikan solusi tentang TBC di Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Founder Narasi, Najwa Shihab menyampaikan bahwa stigma negatif tentang TBC harus dilawan bersama dengan memberikan informasi yang benar.

Dari hasil survei ada hal pertama yang terlintas ketika mendengar TBC, ada yang menjawab penyakit kutukan, penyakit penduduk pemukiman kumuh, penyakit turunan dan ada yang menganggap sederhana seperti penyakit flu dan batuk biasa.

Menurut Najwa, stigma bisa dilawan dengan informasi, sosialisasi dan edukasi. "Mari bersama untuk menyampaikan informasi yang tepat tentang TBC, program yang diinisiasi oleh Otsuka dan didukung oleh Kemenkes dan Kemnaker untuk kampanye yang berkelanjutan terkait TBC ini.

"Semoga semakin banyak perusahaan yang dapat mengikuti inisiasi yang sudah dilakukan oleh Otsuka. Mari temukan, obati dan eliminasi TBC mulai dari lingkungan terdekat," kata Najwa Shihab.

Medical Advisor dr Yoesrianto Tahir mengatakan bahwa ada banyak faktor yang mendukung kesembuhan pasien TBC, salah satunya adalah kepatuhan pengobatan, karena pasien TBC harus rutin dan teratur minum obat minimal 6 bulan sesuai anjuran dokter dan terpenuhi nutrisi hariannya.

"Selain itu, yang juga sangat penting adalah mendapatkan dukungan dari keluarga, rekan kerja dan perusahaan tempat bekerja," ujarnya.

Untuk penanganan TBC tersebut, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan Perpres No 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030.

Oleh karenanya, Otsuka sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Kesehatan, menginisiasi program Free TBC at Workplace sebagai wujud komitmen Otsuka sesuai dengan filosofi perusahaan yaitu Otsuka-people creating new products for bentter health worldwide.

Program ini mendapat dukungan dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Kesehatan. Free TBC at Workplace merupakan program yang bertujuan untuk menanggulangi TBC di tempat kerja dan memberikan pendampingan bagi mereka yang ditemukan positif TBC.*

Baca juga: Deteksi kasus TBC 2022 menjadi rekor tertinggi di Indonesia

Baca juga: Temuan kasus TBC pada 2022 jadi rekor tertinggi di Indonesia

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023