Sejak Januari - 12 April 2023 terdapat 33 kasus leptospirosis, delapan orang di antaranya meninggal dunia.
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan surat edaran Sekretaris Daerah Kulon Progo terkait penatalaksanaan leptospirosis untuk jajaran Dinas Kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus leptospirosis.

Leptospirosis atau penyakit kencing tikus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini..

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Minggu mengatakan kasus leptospirosis di tahun ini cukup tinggi dibandingkan 2022 yang tercatat ada 21 kasus dengan satu kasus meninggal.

Sejak Januari - 12 April 2023 terdapat 33 kasus leptospirosis, delapan orang di antaranya meninggal dunia.

"Untuk menyikapi hal tersebut, Pemkab Kulon Progo mengeluarkan surat edaran (SE) Sekda Kulon Progo terkait penatalaksanaan leptospirosis untuk jajaran Dinas kesehatan," kata Sri Budi Utami.

Ia mengatakan Dinkes juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo untuk memberikan edukasi kepada petani yang termasuk kelompok rentan terhadap penyakit ini.

Beberapa waktu lalu, Dinkes Kulon Progo juga sudah melakukan pertemuan lintas batas dengan Kabupaten Purworejo dan Magelang yang juga endemi kasus leptospirosis. Seperti di Purworejo sudah ada sekitar 64 kasus (leptospirosis) dan meninggal sudah lebih banyak lagi.

​​​​​Angka kematian pasien di wilayahnya akibat tertular bakteri leptospira yang dibawa oleh tikus tertinggi se-DIY.

"Tahun ini, leptospirosis cukup tinggi. Apalagi tahun ini bertepatan dengan siklus 3 tahunan," katanya.

Sri Budi Utami mengatakan leptospirosis merupakan penyakit zoonosis. Penyakit ini menular ke manusia melalui kulit yang lecet. Jika tertular, pasien akan merasakan gejala seperti demam, sakit kepala dan nyeri otot. Apabila merasakan gejala itu, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat ikut serta mencegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan setelah beraktivitas.

"Kami juga mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, pengendalian binatang rodent (tikus) dan menutup tempat penampungan air," imbaunnya.
Baca juga: Pakar: Persentase kematian akibat leptospirosis melebihi COVID-19
Baca juga: Warga diminta waspada penyakit kencing tikus saat curah hujan tinggi

Baca juga: Tingkat kematian tinggi warga Yogyakarta diminta waspada leptospirosis

Pewarta: Sutarmi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023