Selama 2002-2011 meningkat 28 kali lipat
Jakarta (ANTARA News) - Ancaman puting beliung akan semakin meningkat setiap tahun seiring dengan makin kuat pengaruh perubahan iklim global dan antropogenik, kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Selama 2002-2011 meningkat 28 kali lipat. Terdapat 404 kabupaten dan kota dengan jumlah penduduk 115 juta jiwa tinggal di daerah rawan, sedang, hingga tinggi dari bahaya puting beliung di Indonesia," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan sebaran rawan tinggi puting beliung terdapat di sepanjang barat Sumatra, Pantura Jawa, NTT, selatan Sulsel. Bencana puting beliung menyebar di perkotaan, pedesaan, dan pesisir pantai.

Hingga saat ini, katanya, sistem peringatan dini puting beliung belum tersedia sehingga sarana pendukung untuk penyampaian informasi kepada masyarakat masih terbatas.

Hal itu, katanya, disebabkan kecilnya cakupan terjangan puting beliung, hanya kurang dari dua kilometer, waktu kejadian kurang dari 10 menit, dan tidak semua awan CB (Cumulonimbus) selalu menimbulkan puting beliung.

Pada kesempatan yang sama ia menyebutkan selama 2012 terjadi 363 gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 3,6 SR. Gempa besar terjadi 7,4; 8,1; dan 8,3 SR tetapi tidak merusak karena berada di bagian luar dari daerah lempengan dan berada pada kedalaman yang besar.

Ia mengatakan sekitar 11 gempa merusak yang umumnya di darat dengan korban 17 orang meninggal, 559 orang mengungsi, dan 3.615 rumah rusak.

"Rumah yang rusak itu terdiri atas 641 rusak berat, 675 rusak sedang, dan 2.299 rusak ringan," katanya.

(A063) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2012