Surabaya (ANTARA) - Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menetapkan alternatif strategi solusi terkait pembatasan kegiatan operasional angkutan barang atau truk di ruas-ruas jalan oleh pemerintah menjelang Lebaran.

Direktur Utama TPS Wahyu Widodo dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa, mengatakan, selama libur Lebaran, pihaknya tetap mengoptimalkan kegiatan operasionalnya sebagai strategi layanan prima dengan tetap memperhatikan kesempatan melaksanakan ibadah.

"Tahun ini, kami pastikan operasional aman terkendali, pelayanan hanya libur di hari pertama Lebaran untuk memberikan kesempatan teman-teman operasional beribadah," kata Wahyu.

Menurut dia, TPS memastikan performa kesiapan alat dengan pemeliharaan yang lebih insentif untuk alat bongkar muat di TPS dari jadwal pemeliharaan rutin biasanya, baik Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG), head truck maupun alat bongkar muat lainnysa, mengatur slot lapangan penumpukan dengan menyiapkan blok-blok penumpukan sementara petikemas.

Baca juga: Terminal Petikemas Surabaya konversi limbah menjadi oksigen

Dia memprediksi, tren arus peti kemas yang sebagian besar berisi komoditas barang konsumsi akan semakin meningkat.

Hal tersebut nampak pada peningkatan arus petikemas dibandingkan bulan lalu meningkat sebanyak 16.68 persen, yakni pada Februari 2023 tercatat 101.090 TEUs, sedangkan arus petikemas Maret 2023 sebanyak 123.720 TEUs.

"Kenaikan arus peti kemas internasional juga terjadi di TPS, sampai dengan Maret 2022 tercatat sebanyak 311.260 TEUs, meningkat 0,13 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni 311.660 TEUs," ucapnya.

Selain itu, menjelang Lebaran, pihaknya memprediksi komoditi yang diangkut menggunakan reefer container akan meningkat, mengingat komoditi kebutuhan pokok banyak yang menggunakan petikemas berpendingin, terutama pada week 22-23 (09 April 2023 – 22 April 2023).

"Mengantisipasi peningkatan jumlah kebutuhan reefer plug di TPS, kami telah menyediakan sebanyak 1.448 unit reefer plug, sehingga kami pastikan aman," kata Wahyu.

Baca juga: Terminal Petikemas Surabaya luncurkan cara lapor kerusakan kontainer

Tak hanya itu, saat ini TPS juga akan memberlakukan Single Truck Identification Data (STID) yang sudah disosialisasikan kepada pengusaha trucking pada Senin (17/4), sesuai mandatori dari Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang akan diberlakukan mulai 2 Mei 2023.

"Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan pengiriman petikemas pada trucking," tuturnya.

Menurut dia, TPS sebagai operator terminal peti kemas di Indonesia di bawah Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) secara konsisten meningkatkan kinerja bongkar muat petikemas.

"Hal tersebut dari segi peningkatan kualitas melalui pengoperasian alat bongkar muat yang memadai dan mengembangkan infrastruktur di area operasional," ujarnya.

 

Pewarta: Abdul Hakim/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023