Tim nasional perlu secara proaktif dan berkala memberikan bimbingan teknis kepada seluruh pemda di Indonesia agar kesiapsiagaan tim daerah dapat dijaga pada tingkat optimal
Jakarta (ANTARA) -
Lembaga think tank Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) yang bergerak dalam bidang advokasi kebijakan untuk mencapai tata kelola laut berkelanjutan mengimbau seluruh pemerintah daerah (pemda) membentuk dan memastikan kesiapsiagaan tim daerah penanggulangan tumpahan minyak.
 
Senior Advisor IOJI Andreas Aditya Salim mengatakan pembentukan dan penyiapan tim tanggap darurat itu bisa mempercepat penyelesaian kasus pencemaran laut akibat tumpahan minyak.
 
"Tim nasional perlu secara proaktif dan berkala memberikan bimbingan teknis kepada seluruh pemda di Indonesia agar kesiapsiagaan tim daerah dapat dijaga pada tingkat optimal," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa.
 
Adreas menjelaskan pihaknya berkaca dari kasus kapal tanker MT Aashi yang karam di perairan Nias Utara,  Sumatera Utara.
 
Pada 11 Februari 2023 kapal MT Aashi yang memuat 3.595 metrik ton aspal atau sekitar kurang lebih 3 juta liter itu karam akibat badan kapalnya yang keropos dihantam ombak.
 
Hingga kini komitmen pembersihan lingkungan dan restorasi ekosistem pesisir masih belum berjalan maksimal. Bahkan kapal itu belum dipindahkan dan masih berada di perairan Nias Utara.
 
Tumpahan aspal telah meluas akibat terbawa arus laut hingga 70 kilometer dari titik karam kapal MT Aashi ke arah utara Pulau Nias. Pada 20 Maret 2023 Citra Satelit memperlihatkan tumpahan aspal masih terus keluar dari badan kapal tanker tersebut.

Baca juga: KLHK hitung kerugian lingkungan akibat tumpahan aspal di Nias Utara
 
Merujuk data International Maritime Organisation Global Integrated Shipping Information System (IMO GSIS), kapal MT Aashi dimiliki oleh Aashi Shipping Inc yang beralamat di 80 Borad Street, Monrovia, Liberia. Penelusuran lebih lanjut, kata dia, menunjukkan alamat itu banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan cangkang (shell company atau special purposed company).
 
Kapal MT Aashi merupakan kapal berbendera Gabon dengan ukuran 3.711 tonase kotor. Kapal itu berangkat dari Pelabuhan Khor Fakkan di Uni Emirat Arab (UEA) menuju Padang, Sumatera Barat.
 
IOJI mengingat Indonesia untuk mewaspadai penyelesaian kasus tumpahan aspal tersebut mengingat perwakilan pemilik kapal lambat membersihkan lingkungan dan identitas pemilik kapal yang mencurigakan.
 
IOJI merekomendasikan tim nasional bekerja sama dengan berbagai instansi nasional dan internasional yang relevan, namun tidak terbatas pada Interpol melalui Divisi Hubungan Internasional Polri, negara bendera kapal, negara pelabuhan asal sebelum karam di Indonesia untuk validasi keabsahan berbagai dokumen kapal MT Aashi.
 
"Kerja sama dibutuhkan guna melakukan verifikasi keabsahan dokumen kapal MT Aashi, menelusuri siapa dan dimana pemilik sebenarnya kapal itu, termasuk pihak-pihak penerima manfaat dari aktivitasnya," pungkas Andreas.

Baca juga: IOJI apresiasi pemerintah atas penanganan tumpahan aspal di Nias
Baca juga: KLHK minta percepat pemindahan kapal MT Aashi di Nias Utara

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023