Kami telah menerima informasi adanya kejadian itu. Tim SAR dari Basarnas Maumere sedang dalam perjalanan ke lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan kepada para penumpang yang hendak mudik ke Pulau Sukun
Kupang (ANTARA) - Kapal motor tanpa nama yang mengangkut puluhan pemudik dari Pulau Kojadoi yang hendak merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/Lebaran 2023 di Pulau Sukun mengalami mati mesin akibat patah payung klep setelah diterjang gelombang di Perairan Pulau Pemana, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami telah menerima informasi adanya kejadian itu. Tim SAR dari Basarnas Maumere sedang dalam perjalanan ke lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan kepada para penumpang yang hendak mudik ke Pulau Sukun," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas B Maumere Mexianus Bekabel saat dihubungi dari Kupang, Selasa.

Pihaknya menerima informasi peristiwa itu dari salah satu penumpang kapal tanpa nama yang hendak mudik ke Pulau Sukun, bahwa kapal yang mereka tumpangi mengalami mati mesin di pertengahan antara Pulau Pemana dan Pulau Sukun, Kabupaten Sikka.

Baca juga: Tim SAR evakuasi sembilan pemudik dari perairan Pulau Pemana NTT

Kapal tanpa nama itu, kata dia, berangkat dari Pulau Kojadoi pada Selasa (18/4) pukul 05.00 WITA ditumpang 12 orang penumpang. "Saat dalam pelayaran sekitar pukul 08.00 WITA kapal mengalami patah payung klep dan menyebabkan mati mesin sehingga tidak bisa melanjutkan perjalan," ujarnya. 

Tm SAR gabungan dari Kantor Basarnas Maumere dan potensi SAR di Kabupaten Sikka, lanjut dia, langsung digerakkan ke lokasi kejadian sekitar Pukul 11.48 WITA untuk menyelamatkan 12 pemudik yang hendak merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah di Pulau Sukun.

"Kami langsung memberangkatkan Tim SAR gabungan menuju lokasi kejadian guna melaksanakan operasi SAR dengan mengerahkan Kapal Rescue Boat 212 Maumere. Kami prediksikan tim SAR tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 13.00 WITA," kata Mexianus Bekabel.

Baca juga: Basarnas evakuasi 23 penumpang kapal mesin mati di Kabupaten Sikka
 
 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023