Bandung (ANTARA News) - Perawat Rumah Sakit Ujungberung, Bandung yang berinisial Ci (25) dinyatakan suspect flu burung dan pada Kamis (1/6) malam sekitar pukul 20.30 WIB masuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. "Saat dibawa ke RSHS Bandung suhu badannya mencapai 39,6 derajat celcius dan kini suhu badannya masih tinggi, yakni 37 derajat celcius," kata Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung RSHS Bandung dr Hadi Jusuf Sp PD (D) KPTI, di Bandung, Jumat siang. Menurut dia, hingga kini kondisi leukosit, trombosit dan haemoglobinnya dalam keadaan normal, begitu juga dengan pernafasannya juga bagus, sehingga tidak memerlukan alat bantu pernafasan, namun pasien saat ini mengalami pilek. "Kami tidak tahu apakah pasien Ci tertular flu burung atau tidak karena gejalanya masih belum jelas, meskipun ada kontak dengan pasien kakak beradik, Ad (18) dan Ai (10) yang meninggal akibat flu burung beberapa waktu lalu," katanya. Untuk memastikannya, kata Hadi, pihaknya pada Jumat ini akan mengirimkan sampel darah pasien ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta dan hasilnya akan diketahui pada tiga hari kemudian. Selama ini, kata dia, pasien Ci tidak pernah kontak dengan hewan unggas, namun pernah kontak dengan pasien kakak beradik yang meninggal akibat flu burung itu pada saat melakukan perawatan di RS Ujungberung, sebelum kedua pasien kakak beradik itu dibawa ke RSHS Bandung. "Kalau dia positif, maka ini merupakan kasus penularan flu burung antar manusia yang pertama kali," katanya sambil mengatakan untuk mencegah penyakit flu burung dirinya sudah memberikan obat tamiflu sebanyak 2X150 mg dan obat antibiotik. Sementara itu, Kasubdin Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar, Fatimah Resmiati, mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian yang dialami pasien Ci itu, maka pihaknya memiliki kesepakatan dengan dokter RSHS Bandung, bahwa perawat atau petugas kesehatan yang mengalami badan panas sekitar 39 derakat celcius selama satu hari dan pernah kontak dengan salah satu pasien suspect, maka diperbolehkan meminum obat tamiflu. Sebelumnya, kata dia, ada larangan pemberian obat tamiflu kepada pasien yang belum pasti terkena suspect flu burung agar tidak terjadi resisten, namun dengan adanya kasus tersebut, maka perawat yang pernah kontak dengan pasien suspect dan mengalami suhu badan yang tinggi, diperbolehkan minum tamiflu guna pencegahan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006