Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idul Fitri 2023 Masehi jatuh pada Sabtu (22/4). Penetapan itu dilakukan setelah dilakukan sidang isbat yang digelar di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (20/4).

Berdasarkan penetapan 1 Syawal tersebut,  umat Muslim pada Jumat malam ini menggelar malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Takbir keliling hingga pawai obor yang diselenggarakan di sejumlah wilayah di Indonesia menghiasi malam penghujung Ramadhan tahun 2023 ini.

Antusiasme masyarakat menyambut malam kemenangan berpadu dengan gema takbir yang terdengar di masjid-masjid.

Dalam acara Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat malam, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa di malam akhir dari ibadah puasa  selama bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, sudah sepatutnya umat Muslim menggemakan takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih.

Hal itu sebagai bentuk rasa syukur atas semua nikmat Allah SWT, terutama nikmat kemenangan  dalam menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan.

Selama bulan Ramadhan, kata Wapres, umat Islam telah banyak melaksanakan ibadah dan amal sosial, meliputi tadarus Al Quran, penyaluran infak dan sedekah, yang diharapkan mendapatkan pahala  berlipat ganda. Dengan ibadah puasa, umat Islam melatih diri untuk menahan nafsu, menahan haus dan lapar, agar berempati dan peduli kepada fakir dan miskin,

Wapres juga mendoakan ibadah seluruh umat Muslim diterima dan mendapatkan ampunan Allah SWT sehingga kembali menjadi fitrah seperti ketika dilahirkan.

Menurut Wapres, semangat bulan suci Ramadhan seharusnya dilanjutkan setelah berakhirnya bulan Ramadhan, dalam rangka meningkatkan ketakwaan, amal sosial, dan pengabdian kepada agama, bangsa dan negara.
 

Kemeriahan Takbiran

Beragam aktivitas dilakukan masyarakat memeriahkan malam takbiran dalam rangka menyambut Idul Fitri 1444 Hijriah.i

Ribuan umat Muslim di Kota Ambon memenuhi jalanan untuk merayakan malam takbiran. 

Sementara ratusan kendaraan hias 
 memeriahkan lomba pawai takbir keliling di Biak Numfor, Papua, dan umat Islam di Kabupaten Jayapura, Papua,  menggelar malam takbiran dengan berkeliling Kota Sentani.

Malam takbiran dengan membawa obor juga dilakukan umat Islam di Desa Golo Mori, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan  ini merupakan tradisi turun temurun yang selalu dijalankan pada malam takbiran menjelang Idul Fitri.

Ketua Remaja Masjid Attaqwa Lenteng Soknar, Abdul Kahir di Desa Golo Mori, Labuan Bajo mengatakan pihaknya ingin menjaga kelestarian budaya yang diciptakan dan dimandatkan oleh para orang tua dahulu.

Sementara itu, ada juga tradisi takbiran keliling dari rumah ke rumah yang dilaksanakan oleh Muslim di Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Takbir keliling dengan membawa lampion juga ikut memeriahkan suasana malam takbiran di Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah umat Muslim juga merayakan malam kemenangan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan mengarak replika masjid saat melakukan takbiran keliling melalui jalan-jalan protokol di Ampenan.

Sementara di Bali, musik gamelan baleganjur khas wilayah setempat, juga turut meramaikan malam takbiran di Masjid Al-Muhajirin Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan, Kota Denpasar.

Di Kota Batam, sebanyak 135 mobil hias ikut menyemarakkan pawai takbir keliling Idul Fitri 1444 Hijriah tingkat Kota Batam, Kepulauan Riau.

 Sementara di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Umat Islam menggelar pawai takbiran secara meriah dengan keliling kota.

Takbir keliling yang dimulai dari Taman Masasoya Topai Wasior dilepas oleh Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor bersama Ketua MUI Teluk Wondama H Abudin Ohoimas.

Di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Warga Kampung Bugis merayakan malam takbiran dengan menggelar pawai obor sekaligus takbir keliling.

Sementara itu, ada juga langkah persuasif dan humanis yang dilakukan aparat kepolisian, untuk mengimbau masyarakat agar merayakan malam takbiran dengan kegiatan positif keagamaan.

Di Situbondo, Jawa Timur, petugas mengimbau warga untuk tidak berlebihan dalam menggelar perayaan malam takbiran, terlebih lagi dengan berkeliling menggunakan kendaraan bak terbuka yang dapat membahayakan diri sendiri.

Sementara itu, dalam rangka mendukung pengamanan di lokasi-lokasi yang menjadi pusat keramaian pada momen Idul Fitri, Polres Metro Jakarta Pusat, menempatkan ratusan personel gabungan di pusat-pusat keramaian seperti Jalan Sudirman hingga Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, saat malam Takbir hingga Hari Raya Idul Fitri.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan pihaknya menempatkan 783 personel gabungan untuk mendukung pengamanan di lokasi-lokasi yang menjadi pusat keramaian pada momen Idul Fitri.

Komarudin mengimbau agar umat Islam dapat meramaikan kegiatan malam takbiran dan Hari Raya Lebaran di masjid setempat sebagai pengganti takbir keliling.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto juga mengimbau masyarakat di wilayah tersebut tidak melakukan takbir keliling pada malam Idul Fitri, karena berpotensi memicu terjadinya tawuran antarkelompok yang bertemu di jalan. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga sekitar.

Uus Kuswanto menganjurkan masyarakat untuk merayakan malam takbiran di masjid yang lebih mudah, aman, nyaman dan dekat dengan keluarga.

 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023