Popularitas pasangan calon cukup merata sehingga hasil pilkadanya sulit untuk diprediksi,"
Medan (ANTARA News) - Hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatra Utara yang akan dilaksanakan pada 7 Maret 2013 sulit diprediksi karena kemerataan kualitas dan popularitas pasangan calon.

"Popularitas pasangan calon cukup merata sehingga hasil pilkadanya sulit untuk diprediksi," kata pengamat politik dari IAIN Sumatera Utara Ansari Yamamah di Medan, Selasa malam.

Menurut Ansari, jika dipertanyakan kepada masyarakat Sumut, diperkirakan seluruh pasangan cagub dan cawagub tersebut telah dikenal, meski tingkat popularitasnya akan berbeda.

Ia mencontohkan keberadaan mantan Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu yang berpasangan dengan Wakil Bupati Serdang Bedagai Soekirman dan mendapatkan nomor urut 1.

Diperkirakan hampir seluruh pelaku usaha di Sumut mengenal sosok Gus Irawan, termasuk kalangan usaha kecil dan menengah (UKM).

Demikian juga dengan Effendi Simbolon dengan peranannya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang berpasangan dengan mantan anggota KPU Jumiran Abdi yang pernah meniti karir di Pemkot Medan.

Sedangkan pasangan cagub nomor urut 3 Chairuman Harahap dikenal masyarakat karena pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut dan pernah menjadi cagub pada tahun 2003.

Popularitasnya semakin baik karena didampingi tokoh muda potensial yakni Fadly Nurzal yang juga Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut dan anggota DPRD Sumut.

Setelah itu, cagub nomor urut 4 yakni Amri Tambunan cukup dikenal karena masih menjabat sebagai Bupati Deli Serdang dan berpasangan dengan RE Nainggolan yang pernah menjabat Bupati Tapanuli Utara dan Sekretaris Daerah Pemprov Sumut.

Adapun cagub nomor urut 5 Gatot Pujo Nugroho dikenal karena masih bertugas sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Sumatra Utara sehingga dapat disebut calon incumbent.

Apalagi Gatot Pujo Nugroho dipasangkan dengan Tengku Erry Nuradi yang masih bertugas sebagai Bupati Serdang Bedagai.

"Jadi, cukup sulit memprediksi pasangan mana yang akan menang," kata alumnus Leiden University Belanda itu.

Ia mengatakan, disebabkan meratanya popularitas tersebut, lima pasangan cagub Sumut itu harus mampu menawarkan program yang tepat dan mendapatkan simpati masyarakat.

Masyarakat juga diharapkan dapat memberikan pilihan cerdas untuk mendapatkan pemimpin berkualitas dan mampu mewujudkan harapan masyarakat.

Masyarakat diingatkan untuk tidak terjebak dalam permainan uang dan pertimbangan primordialisme dalam memberikan hak pilihnya.

"Sudah saatnya masyarakat Sumut menjadi pemilih cerdas dalam mencari pemimpin," katanya.

(I023/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012