Jakarta (ANTARA) - Kendati pertumbuhan harga di China melambat sejak awal tahun ini, tidak perlu ada kekhawatiran soal deflasi di negara itu mengingat perekonomiannya berada di jalur pemulihan yang solid di tengah kebijakan propertumbuhan, demikian disampaikan sejumlah pejabat dan analis.

Indeks harga konsumen (IHK) China, indikator utama inflasi, meningkat 0,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret, dibandingkan dengan kenaikan 2,1 persen dan 1 persen yang masing-masing dibukukan pada Januari dan Februari.

Dalam sebuah konferensi pers pekan ini, Juru Bicara Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China Fu Linghui menyampaikan bahwa deflasi tidak terlihat di China saat ini dan tidak akan muncul pada tahap berikutnya.

Deflasi mengacu pada penurunan tingkat harga umum secara terus-menerus, yang sering kali disertai dengan berkurangnya jumlah uang beredar dan resesi ekonomi, ujar Fu.

Fu mengutip kenaikan tipis IHK sebesar 1,3 persen (yoy) dan ekspansi Produk Domestik Bruto (PDB) yang kuat sebesar 4,5 persen pada kuartal pertama 2023, serta pertumbuhan M2 yang relatif pesat sebesar 12,7 persen pada akhir Maret. M2 adalah ukuran jumlah uang beredar yang mencakup uang tunai yang beredar dan semua deposito.

Zou Lan, pejabat dari People's Bank of China (PBOC), mengatakan bahwa pesatnya pertumbuhan kredit moneter dan penurunan harga pada dasarnya adalah hasil dari jeda waktu (time lag).

Dibandingkan dengan penawaran, pemulihan permintaan relatif lambat mengingat butuh waktu untuk meningkatkan kemauan konsumsi masyarakat, terutama jika menyangkut konsumsi curah (bulk consumption), menurut Zou.

Ming Ming, kepala ekonom di CITIC Securities, sependapat dengan pernyataan Zou, mengatakan bahwa terdapat permintaan yang lebih kuat untuk pinjaman jangka panjang di kalangan pelaku bisnis, yang mengindikasikan pemulihan produksi yang lebih cepat.

Kendati demikian, sudah terlihat ada kenaikan pada harga-harga dalam aktivitas luring seperti perjalanan dan layanan medis, ungkap Zhao Wei, analis dari Sinolink Securities.

Data resmi menunjukkan bahwa industri berbasis kontak di China, termasuk perjalanan dan katering, membukukan ekspansi yang pesat dalam tiga bulan pertama 2023.

Output nilai tambah sektor akomodasi dan katering melonjak 13,6 persen (yoy) dalam kuartal pertama 2023, berbanding terbalik dengan penurunan 5,8 persen pada kuartal keempat tahun lalu.

Ke depannya, Zou mengatakan bahwa permintaan konsumen China akan bangkit seiring beragam dampak dari kebijakan keuangan pendukung semakin terlihat.

Mengingat penawaran dan permintaan agregat secara umum seimbang, kondisi moneter terlihat wajar dan moderat, ekspektasi penduduk stabil, dan tidak ada basis deflasi atau inflasi jangka panjang di negara tersebut, imbuh Zou.

Fu menuturkan bahwa harga konsumen akan pulih dengan stabil pada tahap selanjutnya.

Indeks CPI diprediksi akan tetap rendah pada kuartal kedua (Q2) 2023 berkat basis perbandingan yang tinggi dari periode yang sama tahun lalu, papar Fu. Dia menambahkan bahwa dengan faktor-faktor berpengaruh yang secara umum telah berkurang, harga keseluruhan akan kembali ke level reguler pada paruh kedua 2023.

Ming mengatakan bahwa perubahan kesediaan masyarakat untuk meminjam tengah terjadi, mengutip pemulihan pada penjualan perumahan komersial pada awal April. Potensi deflasi di China tidak tinggi, lanjut Ming. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023