Pengunjung bisa membeli tiket secara digital melalui laman kami dan langsung tersedia barcode sehingga bisa mengurai antrean
Badung, Bali (ANTARA) - Pengelola objek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Kabupaten Badung, Bali, menyediakan tiket digital untuk mempercepat akses pengunjung saat musim puncak libur Lebaran.

"Pengunjung bisa membeli tiket secara digital melalui laman kami dan langsung tersedia barcode sehingga bisa mengurai antrean," kata Direktur Operasi GWK Stefanus Yonathan Astayasa di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.

Nantinya, pengunjung dapat langsung memindai kode tiket itu pada loket tiket masuk. Selain itu, pihaknya juga menambah loket tiket dari semula tiga menjadi lima loket.

Harga tiket melalui ticket.gwkbali.com itu lebih murah mencapai Rp115 ribu dibandingkan harga di tempat mencapai Rp125 ribu per orang baik domestik dan pengunjung mancanegara.

Stefanus menambahkan per hari rata-rata kunjungan libur Lebaran saat ini mencapai 6.000 orang dan diperkirakan akan menembus hingga 8.000 orang.

Jumlah itu melonjak signifikan dibandingkan kunjungan saat hari biasa yang mencapai sekitar 3.000 orang dan dibandingkan periode sama tahun lalu kisaran 2.000-2.500 orang karena pandemi COVID-19.

Selain itu, pihaknya juga menambah jumlah petugas di objek wisata itu yakni mencapai 200 orang atau naik 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi GWK Andre Prawiradisastra menambahkan kapasitas parkir juga dioptimalkan pengelola yakni terbagi dua tempat parkir yakni kendaraan pribadi roda empat dan bus dengan kapasitas masing-masing sekitar 2.000 mobil dan 200 bus.

Ia menambahkan selain menikmati pemandangan patung ikonik, Garuda Wisnu Kencana karya seniman Bali, Nyoman Nuarta, pengelola menghadirkan 15 hiburan kesenian.

Pementasan kesenian itu dilaksanakan setiap hari setiap jam dari pukul 11.00 hingga 18.00 WIB salah satu pementasan seni tersebut di antaranya tari Kecak.

"Jadi ada beragam hiburan pertunjukan seni yang dapat dinikmati pengunjung," katanya.

Tak hanya itu, saat libur Lebaran, pengelola juga menghadirkan pagelaran ogoh-ogoh kolosal atau patung raksasa berwujud menyeramkan khusus pada Minggu (23/4) malam yang disaksikan ribuan penonton.

Ogoh-ogoh yang menyeramkan dan berenergi negatif itu menandakan salah satu sifat atau karakter manusia yang harus dilenyapkan memaknai Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, yang jatuh pada Rabu (22/3).

Ada pun pertimbangan menghadirkan ogoh-ogoh kolosal itu karena Hari Raya Nyepi jatuh bertepatan saat awal bulan puasa.

Pertunjukan ogoh-ogoh kolosal selama 60 menit itu diadakan di Lotus Pond yang sebelumnya menjadi tempat makan malam pemimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022.

"Keren pementasannya apalagi ini kolosal ini khusus menyambut Lebaran," kata Wahyudi wisatawan asal Semarang.


Baca juga: Wisata Tampaksiring jadi destinasi libur Lebaran di Bali
Baca juga: Bali Safari tambah wahana baru sambut libur Lebaran
Baca juga: Sandiaga: Wisman pilih NTB dan NTT untuk pemerataan destinasi wisata

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023