Karena kecamuk perang saudara di Sudan sampai sekarang masih berlangsung sengit, maka penting agar proses evakuasi terus dikawal dan dibantu
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengapresiasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan TNI atas dimulainya proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari konflik yang bergejolak di Sudan.
 
"Alhamdulillah, kami bersyukur dan berterima kasih kepada Kemlu dan TNI seperti banyak negara yang lain telah membantu dan mengevakuasi para WNI di Sudan sesuai harapan WNI dan banyak pihak yang menyampaikan juga sebelumnya," kata Hidayat melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa.
 
Hidayat mengatakan evakuasi WNI merupakan harapan dari banyak pihak. Ia pun mendorong evakuasi tersebut untuk dikawal dan dibantu agar prosesnya berjalan lancar dan berhasil membawa pulang WN dengan selamat.
 
"Karena kecamuk perang saudara di Sudan sampai sekarang masih berlangsung sengit, maka penting agar proses evakuasi terus dikawal dan dibantu penuh agar seluruh WNI tersebut berhasil tiba di tanah air dengan selamat," kata dia.
 
Sebagaimana data yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kata Hidayat, sebanyak 538 WNI berhasil tiba dengan selamat di Kota Port, Sudan, pada Senin (24/4) pukul 01.00 dini hari waktu setempat (06.00 WIB).
 
Sementara itu, masih ada 289 WNI lainnya yang akan segera dievakuasi pada tahap kedua. Adapun sebagian besar dari WNI tersebut berprofesi sebagai mahasiswa dan pekerja.
 
Sehubungan dengan itu, Hidayat berharap keseluruhan proses evakuasi dapat berjalan dengan lancar, aman, dan selamat. Dia pun meminta WNI dapat kooperatif mengikuti arahan KBRI Khartoum.

Baca juga: TNI prioritaskan evakuasi ibu hamil dan WNI yang sakit di Sudan
 
“Demi kelancaran dan keselamatan proses evakuasi hingga sampai ke tanah air yang tentunya akan memakan banyak waktu dan tenaga, sembari kita berharap situasi di Sudan kembali membaik dan damai,” ucap dia.
 
Menurut Hidayat, konflik yang saat ini tengah berkecamuk di Sudan menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi keselamatan para WNI yang tengah menjalani proses evakuasi. Pasalnya, resolusi konflik masih belum menunjukkan titik terang.
 
Dia mengharapkan kesadaran dari pihak yang berkonflik untuk tidak menambah komplikasi permasalahan dengan membahayakan atau bahkan mencederai WNI yang akan dievakuasi.
 
"Dan tentunya lebih utama lagi jika konflik ini segera dihentikan demi selamatnya seluruh nyawa dari pertumpahan darah dan terwujudnya perdamaian dan pemerintahan sipil di Sudan yang sebenar-benarnya sebagaimana sudah dijanjikan sendiri oleh para pihak yang berkonflik di sana,” kata Hidayat.
 
Lebih jauh, Hidayat menjelaskan bahwa Indonesia dan Sudan memiliki hubungan persahabatan. Untuk itu, dia berharap pihak yang berkonflik di Sudan memudahkan dan mengizinkan berjalannya proses evakuasi, serta tidak mencederai para WNI.
 
“Ada peranan tokoh asal Sudan Syaikh Ahmad Surkati yang berkontribusi memajukan dunia pendidikan hingga pergerakan kebangsaan di Indonesia pun ada sikap monumental Indonesia yang mengundang Sudan pada Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, bahkan disediakan bendera khusus walaupun Sudan saat itu belum merdeka," kata Hidayat.
 
"Maka dalam semangat persahabatan inilah sepatutnya para pihak yang berkonflik saat ini di Sudan minimal tidak mencederai para WNI, serta memudahkan dan mengizinkan berjalannya proses evakuasi para WNI, agar para WNI di Sudan dijamin keselamatannya dan dimudahkan sepanjang proses evakuasi keluar dari Sudan menuju tanah air,” lanjut dia.

Baca juga: Sebanyak 298 WNI di Sudan akan dievakuasi pada tahap kedua
Baca juga: Menlu: 538 WNI dievakuasi dari Sudan melalui Jeddah

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023