London (ANTARA) - Sirup batuk terkontaminasi buatan India ditemukan di Pulau Marshall dan Micronesia, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, menyusul sejumlah kematian anak yang terkait dengan sirup serupa di beberapa negara tahun lalu.

Pernyataan WHO tidak menyebutkan apakah terdapat anak-anak yang jatuh sakit di kedua kepulauan tersebut.

Namun menurut WHO, sampel dari pengiriman sirup batuk impor, dengan nama produk sirup Guaifenesin sirup TG, terkontaminasi dengan jumlah kadar dietilena glikol dan etilena glikol melebih ambang batas yang beracun bagi manusia ketika dikonsumsi dan dapat berakibat fatal.

Obat tersebut diproduksi oleh QP Pharmachem Ltd yang berlokasi di Negara Bagian Punjab utara dan dipasarkan oleh Trillium Pharma di negara bagian tetangga Haryana, kata WHO.

Sampel dari pengiriman yang dikonsumsi suspek dianalisis setelah dilaporkan ke WHO pada 6 April, katanya.

Direktur manajemen QP Pharmachem pada Selasa mengatakan perusahaan mendapat izin pemerintah India untuk mengekspor 18.000 botol sirup hanya untuk ke Kamboja.
Baca juga: WHO serukan tindakan segera usai kematian anak akibat obat batuk sirup

Menurutnya, sirup tersebut juga didistribusikan di India dan sejauh ini pihaknya belum menerima komplain terkait sirup tersebut.

Sementara itu, Trillium Pharma tidak langsung menanggapi permintaan untuk berkomentar.

QP Pharmachem maupun Trillium tidak memberikan jaminan keselamatan dan kualitas produk tersebut kepada WHO, katanya lewat pernyataan.

Pada Januari, WHO menyerukan aksi tanggap untuk melindungi anak-anak dari obat-obatan terkontaminasi menyusul sejumlah kematian anak yang terkait dengan sirup batuk tahun lalu.

Pada 2022 lebih dari 300 anak, terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun, di Gambia, Indonesia dan Uzbekistan meninggal akibat gangguan ginjal akut, kematian yang terkait dengan obat-obatan tercemar.


Sumber: Reuters

Baca juga: Perusahaan sirup obat batuk India hentikan produksi

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023