Semarang (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah menegaskan, pihaknya tidak mungkin mengesampingkan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) dalam sistem perbankan nasional, sebab 99 persen pelaku usaha di negeri ini menggantungkan hidupnya dari sektor ini. Demikian disampaikan Gubernur BI ketika menyampaikan pidato ilmiah penganugerahan gelar doktor honoris causa di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu. Di hadapan sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara yang hadir pada acara tersebut, Burhanuddin Abdullah menyampaikan pidato berjudul "Mengelola Bank Sentral dalam Sistem Keuangan yang Terintegrasi Secara Global". Dari sisi permintaan, kata dia, BI secara konsisten untuk terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM agar terus bisa berkembang, termasuk dalam konteks penyerapan dana perbankan. "Kita sadar sepenuhnya bahwa negeri ini adalah negeri UMKM. Sebanyak 99 persen pelaku usaha di negeri ini menggantungkan hidupnya dari sektor usaha ini. Jadi, tidak mungkin BI mengesampingkan sektor ini," katanya dalam Sidang Senat terbuka yang dipimpin Rektor Undip Prof.Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. Karena itu, menurut dia, dalam berbagai kesempatan BI berupaya memperlihatkan keberpihakan terhadap sektor UMKM melalui berbagai program, riset, survei, pelatihan, dan pemberian fasilitas, bahkan pelonggaran ketentuan sesuai dengan mandat yang diberikan oleh undang-undang. "BI berpandangan pelaku sektor UMKM harus berpeluang menjadi mitra strategis bagi pelaku-pelaku usaha besar, termasuk dengan perbankan, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan," kata Burhanuddin Abdullah. Dalam konsep Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang telah disusun dan diharapkan dalam 10-15 mendatang sudah berjalan seperti rencana, katanya, sektor ini juga tidak dilupakan. Di dalamnya ditegaskan pentingnya mendorong fungsi intermediasi dan peningkatan peran bank perkreditan rakyat dalam pengembangan UMKM. Terkait dengan hal tersebut, katanya, BI mengembangkan dan meningkatkan efektivitas program keterkaitan (lingkage program) antara bank umum dan BPR dalam proses pembiayaan UMKM melalui API. Melalui proses ini, katanya, pembiayaan kepada UMKM akan semakin efisien dan juga meluas jangkauannya. Di sisi sama, BPR juga akan terpacu untuk meningkatkan kualitas kerja, profesionalisme, dan kehati-hatiannya dalam penyaluran kreditnya tetap kredibel di mata bank umum.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006