Seoul (ANTARA) - Samsung Electronics, raksasa teknologi Korea Selatan (Korsel), mencatatkan penurunan dua digit dalam laba operasional pada kuartal pertama (Q1) tahun 2023 akibat kerugian besar di bisnis semikonduktor.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Samsung, Kamis (27/4), laba operasional yang terkonsolidasi anjlok 95,5 persen menjadi 640,2 miliar won atau sekitar 477,8 juta dolar AS selama periode Januari-Maret.

Penurunan itu menjadi yang pertama kalinya dalam 14 tahun anjlok di bawah 1 triliun won. Pendapatan Samsung pun turun 18,1 persen menjadi 63,75 triliun won, sedangkan laba bersih anjlok 86,1 persen menjadi 1,58 triliun won.

Penurunan dua digit itu terjadi karena melambatnya belanja konsumen secara keseluruhan di tengah lingkungan ekonomi global yang tidak menentu, kata Samsung.

Penyesuaian inventaris yang berkelanjutan di sektor cip memori menyebabkan penurunan tajam harga produk di tengah perlambatan ekonomi global. Bisnis layar perusahaan itu membukukan laba operasional senilai 780 miliar won dengan pendapatan 6,61 triliun won.

Unit perangkat dan jaringan seluler mencatatkan laba operasional sebesar 3,94 triliun won dari total pendapatan 31,82 triliun won berkat penjualan yang tinggi dari seri Galaxy S23 yang baru diluncurkan.

Unit produsen cip milik Samsung membukukan kerugian operasional sebesar 4,58 triliun won dari total pendapatan 13,73 triliun.

Akibat permintaan global yang lebih rendah, divisi TV dan peralatan rumah tangga membukukan laba operasional senilai 190 miliar won dan pendapatan berada di angka 14,08 triliun won.

 
Dokumentasi - Situasi toko Samsung di Oxford Street di London, Inggris, pada 13 November 2021. (ANTARA/Xinhua/HO-Tim Ireland)




 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023