"Jangan percaya desas-desus yang bertujuan jelek."
Karakas (ANTARA News/Reuters) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang menderita kanker dan mendapat perawatan di Kuba berada dalam kondisi stabil dan melewati hari Senin (31/12) bersama putrinya, kata menantunya, Jorge Arreaza.

Chavez tak terlihat di hadapan umum dan kabar mengenai dirinya tidak terdengar selama lebih dari sepekan, tapi menantunya menyeru pada pendukung Chavez agar tak mengacuhkan desas-desus mengenai kondisinya.

Wakil presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada Ahad (30/12) mengatakan bahwa Chavez (58) menderita gelombang ketiga komplikasi setelah operasi di Kuba pada 11 Desember 2012, atau operasinya yang keempat dalam 18 bulan ini.

"Rekan-rekan, jangan percaya desas-desus yang bertujuan jelek," tulis Menteri Ilmu Pengetahuan Venezuela, Jorge Arreaza, yang menikahi putri Chavez, Rosa Virginia.

Arreaza mengemukakan hal itu di akun Twitternya dari Havana, Kuba, tempat mereka menemani Chavez.

"Presiden Chavez melewati hari secara tenang dan dalam kondisi stabil bersama putrinya," kata Arreaza, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Chavez tak memberi keterangan terperinci mengenai kanker yang dideritanya, dan pertama kali didiagnosis pada Juni 2011, sehingga memicu tersebarnya spekulasi di kalangan 29 juta warga Venezuela dan kecaman dari para pemimpin oposisi.

Para pejabat telah mengatakan ia menderita pendarahan komplikasi sebagai akibat dari operasi rumit selama enam jam di daerah panggulnya, dan para dokter harus mengatasi infeksi pernafasan, yang kemudian mengakibatkan kemunduran paling akhir pada kondisi Chavez pada Ahad.

Pemerintah Venezuela berulangkali menggambarkan kondisi Chavez sebagai "rumit", dan memperingatkan warga Venezuela, agar bersiap menghadapi hari sulit di hadapan mereka, serta mendesak mereka agar berdoa buat "sang komandan".

Pesta utama Malam Tahun Baru di pusat Kota Karakas dibatalkan, malah menteri penerangan mengadakan pertemuan dengan sedikit orang, berpidato dan berdoa buat Chavez.

Banyak kalangan khawatir bilamana ada pengunduran diri atau meninggalnya Presiden Chavez bakal membalikkan politik Venezuela, karena sang pahlawan dipandang rendah oleh pengritik yang menyebutnya diktator, dan kemiskinan cukup tinggi.

Kondisinya juga diamati secara seksama di seluruh Amerika Latin, terutama di negara yang diperintah kelompok sayap-kiri seperti Kuba, Ekuador dan Bolovia, yang bergantung atas pengiriman bahan bakar bersubsidi dari bantuan lain Venezuela bagi ekonomi mereka yang rapuh.

Di dalam pesan Tahun Barunya, Presiden Bolivia, Evo Morales, mengatakan bahwa para pemimpin wilayah tersebut sangat kehilangan Chavez.

Chavez dijadwalkan diambil sumpahnya lagi di Venezuela pada 10 Januari 2013, setelah dirinya menang dalam pemilihan umum pada Oktober 2012.

Namun, para pejabat senior dari Partai Sosialis (PSUV) yang memerintah telah menyatakan upacara itu dapat diundur bila Chavez tidak bisa kembali ke Venezuela.
(Uu.C003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013