Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan mengevaluasi pola penanganan dan pengendalian kasus COVID-19 di tengah berulangnya tren kenaikan kasus setelah libur.

"Kementerian Kesehatan harus mengevaluasi pola penanganan dan pengendalian kasus COVID-19 yang ada, guna mengetahui faktor atau penyebab terus terjadinya kenaikan kasus, khususnya setelah libur hari raya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Politisi yang akrab disapa Bamsoet itu menyampaikan imbauan tersebut menyusul temuan kenaikan kasus COVID-19 usai libur Lebaran Idul Fitri 1444 H, salah satunya 125 kasus yang ditemukan di Sleman, DI Yogyakarta, per Kamis (27/4).

Bamsoet meminta Pemerintah Pusat dan daerah untuk melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 setelah liburan.

Baca juga: Menhub imbau warga terapkan prokes selama arus balik Lebaran

Baca juga: Dinkes Sumut: Tiada Arcturus dan lonjakan kasus COVID-19 usai Lebaran


"Sehingga upaya penanganan serta percepatan vaksinasi dapat difokuskan ke daerah-daerah tersebut," ujarnya.

Mantan Ketua DPR RI 2018-2019 itu juga mendorong pemerintah untuk kembali menggencarkan upaya testing and tracing atau pengujian dan pelacakan sebagai upaya deteksi dini kasus COVID-19.

Pasalnya, Indonesia cukup mendapat sorotan dalam hal pelacakan COVID-19 karena dinilai masih rendahnya upaya testing serta minimnya masyarakat yang secara sukarela melakukan pelaporan setelah melakukan tes COVID-19.

Di sisi lain, Bamsoet juga mengimbau masyarakat untuk memahami situasi dan kondisi pandemi yang belum sepenuhnya berlalu serta kemunculan subvarian baru XBB.1.16 atau Arcturus yang diketahui memiliki daya tular cepat.

"Masih ada potensi penularan, sehingga tetap diperlukan kewaspadaan dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan khususnya penggunaan masker," katanya.

Bamsoet juga mendorong pemerintah bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 untuk memperkuat kembali aktivitas Whole Genome Sequences (WGS) guna mengidentifikasi potensi varian-varian baru.

"Hal itu dapat menjadi salah satu upaya deteksi dini penyebaran kasus aktif," katanya.

Berdasarkan data per Kamis (27/4), terdapat 1.879 kasus positif COVID-19 di Indonesia, meningkat dibandingkan 1.399 kasus pada Rabu (26/4).

Sebelumnya, pada 19 April 2023, Presiden RI Joko Widodo juga telah meminta masyarakat untuk tidak menyikapi berlebihan atas peningkatan kasus COVID-19 belakangan tetapi tetap mengimbau penerapan protokol kesehatan serta pemenuhan vaksinasi hingga dosis penguat kedua.*

Baca juga: Dinkes sebut empat juta orang di Sumut sudah divaksin COVID-19 penguat

Baca juga: WHO sebut COVID-19 akan tetap ada

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023