Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi(Pemprov)  Kalimantan Timur(Kaltim) menargetkan penggenangan air waduk  Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara segera dilakukan tahun 2023 ini.

"Ditargetkan  tahun ini sudah akan dilakukan penggenangan waduk," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda di Samarinda, Jumat. 

Nanda menjelaskan waduk Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).

Fungsi waduk Marangkayu, katanya  untuk mengairi lahan irigasi seluas 1.500 hektare di Kecamatan Marangkayu.

Progres waduk ini, sejak 2019 dimulai pembangunan bendungan hingga tahun 2022 sudah mencapai 90 persen.

Selain untuk mengairi lahan pertanian, waduk Marangkayu juga dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan air baku warga Bontang, Marangkayu dan Muara Badak. Kapasitas direncanakan mencapai 450 liter/detik.

"Kita bangun bendungan dan irigasi untuk menyiapkan ketersediaan air di lahan-lahan pertanian, terutama di areal-areal persawahan," kata Nanda.

Nilai APBD Kaltim yang sudah digelontorkan untuk pembangunan Waduk Marangkayu adalah Rp13,1 miliar tahun 2019, kemudian Rp3,4 miliar tahun 2021 dan Rp4,9 miliar tahun 2022.

Nanda mengatakan pemerintah daerah konsisten melaksanakan program pembangunan infrastruktur pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan lokal.

Pada periode kepemimpinan Gubernur Isran Noor yakni pada tahun 2018-2023 Pemprov Kaltim telah membangun bendungan dan jaringan irigasi.

Selain waduk Marangkayu, Pemprov Kaltim juga membangun embung Buluh dan jaringan irigasi Sungai Buluh di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tahun 2019 dilakukan pembuatan jaringan sekunder sepanjang 1.275 meter. Tahun 2020 pembuatan jaringan sekunder sepanjang 1.275 meter.

Tahun 2020 pembuatan jaringan sekunder sepanjang 1.280 meter. Lanjut tahun 2021 dilakukan pembuatan jaringan primer sepanjang 162 meter, kemudian 2022 dibangun jaringan primer sepanjang 200 meter dan pembuatan jaringan sekunder sepanjang 664 meter.

Tahun 2019 embung Buluh dibangun dengan alokasi APBD Kaltim Rp2,6 miliar. Jaringan irigasi Sungai Buluh melalui DAK Rp1,4 miliar. Lalu tahun 2020 APBD Kaltim dikucurkan sebesar Rp4,1 miliar dengan dukungan DAK Rp3,2 miliar. Tahun 2021 APBD Kaltim Rp3,9 miliar dan DAK Rp2,9 miliar. Tahun 2022 dari DAK Rp3,3 miliar.

"Rencana anggaran tahun 2023 ini kita siapkan di APBD Provinsi Kaltim murni sebesar Rp4,5 miliar," tutup Nanda.

 

Pewarta: Arumanto
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023