Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Konferensi Global tentang Multipolaritas menyatakan bahwa upaya negara-negara Barat mengisolasi Rusia tidak akan pernah berhasil.

"Saya menyebutkan kegagalan total dari Barat untuk mengisolasi Rusia. Sebagian besar negara di dunia, di mana sekitar 85 persen populasi dunia tinggal, tidak ingin melakukan tindakan berbahaya untuk keuntungan bagi pengelola kota metropolitan bekas penjajah," kata dia kepada peserta Konferensi Global tentang Multipolaritas yang dilakukan secara daring dari Moskow pada Sabtu.

Ajang tersebut mengumpulkan lebih dari 100 pakar dari lebih dari 60 negara, termasuk dari China, Brazil, dan India.

Lavrov menyebut, satu-satunya alternatif untuk konfrontasi adalah menggabungkan kekuatan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap kesetaraan dan kedaulatan semua negara.

Menurut Lavrov, pergerakan menuju multipolaritas global telah menjadi realitas geopolitik, dengan pusat global baru di Eurasia, wilayah Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, telah mencapai kesuksesan yang mengesankan.

"Pada saat yang sama, mereka dipandu oleh kepentingan nasional fundamental mereka, mengejar kebijakan independen dalam urusan dalam negeri dan luar negeri. Mereka tidak lagi ingin menjadi sandera permainan geopolitik orang lain dan pemenuhan keinginan orang lain," tambah Lavrov.
Baca juga: Rusia: Kesepakatan nuklir AS-Korsel akan rusak stabilitas global

Menlu Rusia mencatat bahwa negara-negara berkembang non-Barat telah mencapai banyak hal dengan mengedepankan independensi, kedaulatan nasional, serta kekhasan budaya dan peradaban.

Selama 30 tahun terakhir, pangsa negara-negara G7 dalam pasar dunia telah menurun secara signifikan, sementara bobot pasar berkembang terus meningkat.

"Saat ini, setiap orang perlu mengakui bahwa sistem polisentris tata kelola global tidak dapat diubah. Adalah kepentingan semua orang untuk memastikan arsitektur multipolar tidak didasarkan pada keseimbangan akibat ketakutan, tetapi pada keseimbangan akan kepentingan," tegas Lavrov.

Menlu Rusia tersebut menyoroti bahwa China saat ini merupakan kekuatan ekonomi terdepan di dunia dalam hal paritas daya beli, dengan bijak menggabungkan mekanisme pasar dan metode peraturan negara, dan mengagumi upaya negara-negara non-Barat lainnya untuk membangun ekonomi yang tumbuh pesat dan berkelanjutan. Semua itu dinilai berkontribusi untuk membangun tatanan dunia baru berdasarkan hukum internasional yang diakui secara universal dan dialog yang saling menghormati di antara berbagai peradaban, agama, dan budaya.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Jepang khawatirkan militer China dan Rusia
Baca juga: EU anggap serangan Rusia atas warga sipil Ukraina kejahatan perang

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023