Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Komite I DPD RI Filep Wamafma berharap kekuatan Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN menjadi jembatan bagi kemajuan daerah seperti Papua Barat.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, Senator asal Papua Barat ini menyebutkan daerah seperti Papua Barat agar tidak lagi bergantung dengan pusat dan mendorong kemandirian ekonomi daerah.

“Tujuannya, keahlian itu akan meningkatkan daya tawar SDM dan kemampuan pengelolaan potensi daerah yang baik sehingga mampu mendongkrak ekonomi daerah. Dan tak kalah penting, keterlibatan orang asli Papua dalam kebijakan investasi dengan SDM yang mumpuni,” kata Filep.

Sedikitnya ada tiga gagasan disampaikan Filep untuk KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur agar berdampak bagi kemajuan daerah-daerah di Indonesia. Melalui gagasan tersebut, ia berharap KTT ASEAN dapat membahas dan menghasilkan keputusan kerja sama di tingkat kawasan.

Ketiga gagasan itu berkaitan dengan pengembangan potensi sumber daya alam (SDA), peningkatan penguasaan teknologi berbasis kearifan lokal, dan keterlibatan daerah sebagai pelaku perdagangan internasional.

“Saya punya beberapa referensi terkait dengan potensi-potensi Papua Barat yang tidak dapat dikelola maksimal, seperti potensi pariwisata, perikanan, dan pertanian.

Menurut Filep, ada banyak faktor penyebab potensi Papua Barat tidak terkelola maksimal untuk membangun daerah dan menyejahterakan rakyat, seperti kurangnya penguasaan dan ketersediaan teknologi serta kapasitas SDM.

Baca juga: Persatuan ASEAN dan pentingnya rasa terikat dalam konsensus
Baca juga: Melihat peluang investasi di Papua melalui KTT ASEAN


“Papua Barat punya lahan tidur yang cukup banyak dan subur, lahan-lahan itu bisa ditanam beragam komoditas, seperti kopi, wortel, kentang, kol, dan lainnya sesuai dengan kondisi daerah,” paparnya.

Tetapi, lanjut dia, Papua Barat tidak mempunyai dukungan teknologi pertanian yang mumpuni mengelola potensi sumber daya alam yang menjadi unggulan dan memiliki daya saing di tingkat regional maupun kawasan, seperti ASEAN.

Untuk itu, Filep mendorong KTT ASEAN menghasilkan kerja sama daerah dengan negara-negara lain untuk memperluas target pasar sehingga daerah menjadi pelaku perdagangan internasional untuk mengembangkan potensi sumber daya alamnya hingga ke mancanegara.

Untuk mendukung tujuan tersebut, katanya, maka Papua Barat harus mempunyai akses transportasi yang lebih singkat untuk menjangkau pasar internasional.

“Ini sangat penting untuk menjaga kualitas barang dagang dan menekan biaya atau pengeluaran yang sangat besar dalam melakukan pengiriman secara ekspor,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, sudah saatnya Papua diberikan ruang untuk perdagangan internasional secara langsung dari pelabuhan-pelabuhan di tanah Papua sehingga lebih strategis, misalnya Pelabuhan Kota Sorong Pelabuhan, Biak atau Pelabuhan Jayapura sebagai akses perekonomian wilayah Papua ke luar, baik ASEAN, negara-negara Asia, bahkan Eropa hingga Amerika.

Selanjutnya, Filep menekankan pentingnya peningkatan SDM putra putri Papua dalam hal penguasaan teknologi karena peningkatan hasil baik di sektor produksi maupun penjualan dipengaruhi kapasitas SDM yang dibekali dengan penguasaan teknologi memadai.

Selain itu, ia menilai belum banyak putra putri asli Papua yang dipercaya menempati posisi-posisi strategis di sektor swasta, khususnya industri, di BUMN maupun perusahaan-perusahaan asing di Papua lantaran kurang berdaya saing, termasuk di bidang keterampilan teknologi.

Hal ini, lanjut Filep, masih menjadi persoalan yang sejalan dengan tingginya angka pengangguran di tanah Papua.

“Sehingga bagi saya melalui KTT ASEAN ini harapannya dapat mendorong daerah-daerah turut serta terangkat dalam bidang penguasaan teknologi yang objek usahanya ada di Papua, seperti pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan lainnya,” kata Filep.

Tidak hanya itu, Filep mendorong adanya kerja sama internasional yang dapat memfasilitasi kebutuhan itu dengan negara-negara lain seperti negara-negara ASEAN. Pertemuan antarpemimpin negara ASEAN juga dapat mempertimbangkan untuk memfasilitasi terjalinnya hubungan kerja sama kepala daerah dengan dengan negara-negara ASEAN dalam rangka pemenuhan teknologi dan bidang lain sesuai kebutuhan daerah.

“Inilah 3 poin, yaitu pengembangan pengelolaan SDA, penguatan penguasaan teknologi bagi SDM Papua hingga perdagangan internasional yang melibatkan daerah. Harapannya ini turut menjadi semangat pembahasan KTT ASEAN, seperti tema KTT ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ yang tidak hanya membahas kepentingan nasional tetapi berdampak nyata bagi daerah,” kata Filep.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023