Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut kedatangan penyintas akibat konflik militer di Negara Sudan, yang merupakan warga asal provinsi setempat, saat tiba di Surabaya, Minggu.

"Ini adalah penyintas rombongan pertama asal Jatim yang tiba di Surabaya. Jumlahnya 21 orang. Terdiri dari 18 orang dewasa, seorang anak dan dua bayi di bawah usia lima tahun atau balita," kata Khofifah kepada wartawan di sela penyambutan tersebut.

Para penyintas sementara ditempatkan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk transit, dan nantinya diantar sampai rumah di daerah kabupaten/kota asal mereka masing-masing.

Berdasarkan data para penyintas korban konflik militer di Sudan itu, tercatat berasal dari Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo dan Surabaya.

Sebelumnya para penyintas usai dievakuasi dari Sudan atas upaya Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), terlebih dahulu ditempatkan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

Kemudian transit sejenak di Kantor Badan Penghubung Provinsi Jatim di Jakarta, yang selanjutnya difasilitasi menuju Surabaya.

Masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah, di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, para penytintas disuguhi hidangan ketupat, lepet dan opor.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan warga Jatim yang dievakuasi dari Sudan itu akan difasilitasi untuk diantar sampai ke rumah di daerah asalnya masing-masing.

"Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim, khususnya TNI dan Kemenlu RI, yang bertugas membantu kelancaran evakuasi. Kami sudah siap melanjutkan dengan memberikan pelayanan terbaik terutama bagi warga Jatim yang sudah dievakuasi dari Sudan," ujarnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, katat Khofifah, juga terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh dan Jeddah sampai seluruh proses evakuasi selesai.

Selain itu, pihaknya juga memonitor dan mengoordinasikan seluruh pergerakan pesawat, khususnya penerbangan dari Jeddah menuju Jakarta.

"Selanjutnya akan dicek kesehatan dan kelengkapan dokumen paspornya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Jika seluruh proses selesai maka kemudian kami dari Pemprov Jatim akan memberikan pelayanan terbaik bagi saudara-saudara kita dari Sudan. Kita doakan seluruh proses evakuasi berjalan aman, lancar dan selamat," ucapnya.

Khofifah juga memastikan bahwa seluruh kesehatan warga Jatim dari Sudan menjadi jaminan Pemprov Jatim sampai dengan berkumpul dengan keluarga.

"Seluruh biaya kesehatan bagi penyintas yang sakit menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim. Kami memiliki Rumah Sakit Umum Haji Pemprov Jatim yang bersebelahan dengan Asrama Haji Surabaya. Kami juga memiliki Rumah Sakit Pemprov Jatim yakni RSUD Soedono di Madiun. Jadi mereka yang sakit tidak akan dikenakan biaya tindakan pelayanan kesehatan selama proses perawatan berlangsung," ujarnya.

Athieva Ramza Zuhaira asal Jember yang merupakan mahasiswi perguruan tinggi di Sudan, mewakili penyintas lainnya, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengupayakan evakuasi hingga tiba di Tanah Air.

"Selama konflik terjadi di Sudan, satu nampan makanan diperuntukkan bagi 76 orang yang berada di Asrama. Alhamdulillah KBRI mengambil langkah evakuasi yang dilakukan bertahap. Terima kasih juga kepada Pemprov Jatim khususnya Ibu Gubernur Khofifah atas semua fasilitas yang sudah diberikan kepada kami," katanya.

Menurut jadwal, penyintas gelombang kedua tiba di Jakarta hari ini, terdata 31 orang di antaranya berasal dari Jatim, yang akan terlebih dahulu dilakukan pendataan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur.

 

Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nashrullah
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023