Bantul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat setidaknya dua rumah di daerah itu tertimpa longsor setelah hujan mengguyur.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bantul Dewanto Dwipoyono di Bantul Kamis mengatakan, tebing setinggi enam meter di Dusun Nglingseng, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo longsor hingga menimpa dua rumah warga setempat pada Kamis sekitar pukul 02.00 WIB.

"Dua rumah yang tertimpa longsoran itu jaraknya hanya sekitar lima meter dari tebing. Tim reaksi cepat langsung terjun ke lokasi setelah menerima laporan dari warga," katanya.

Ia mengatakan dua rumah masing-masing milik Amirudin dan Muridan yang tertimpa longsoran tebing itu mengalami kerusakan sedang di bagian tembok belakang dan atap.

"Kerugian ditaksir mencapai sebesar lima juta rupiah," katanya.

Selain menyebabkan tebing longsor yang menimpa dua rumah, kata dia, hujan deras pada Rabu (2/1) juga menyebabkan tebing bantaran Sungai Opak dan Sungai Pesing di Bawuran dan Wonolelo, Kecamatan Pleret ambrol dan hanyut terbawa arus banjir.

"Tebing Sungai Opak wilayah Bawuran dengan tinggi sekitar 12 meter longsor sepanjang sekitar 40 meter, sedangkan di Sungai Pesing di Wonolelo, bantaran sungai yang ambrol mencapai 50 meter," katanya.

Ia menjelaskan akibat ambrolnya tebing Sungai Opak, jarak permukiman di atas bantaran sungai dengan tepi sungai tersebut saat ini tinggal sekitar lima meter. Kawasan itu setidaknya dihuni 11 kepala keluarga (KK).

Kepala BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengaku petugas sudah meninjau lokasi longsor bantaran Sungai Opak tersebut bersama sejumlah petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) Yogyakarta.

"Kami mengusulkan pembangunan beronjong sepanjang 200 meter, karena pemukiman yang dihuni sejumlah KK di wilayah tersebut rawan longsor," katanya.

Berdasarkan kajian antisipasi bencana 2013, sepanjang musim hujan ini setidaknya sekitar 600 KK di 11 desa di Bantul tinggal di daerah rawan terdampak tanah longsor.

Ia menyebutkan 11 desa yang rawan terdampak longsor itu tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, Pajangan, Pleret, dan sebagian Pundong.

"Rawan terdampak longsor karena sebagian dari mereka sejak awal membangun rumah dengan jalan memangkas tebing namun tidak dibuat terasering. Padahal, tanah perbukitan di Bantul cukup labil karena terdiri dari lapisan tanah liat," katanya.

(KR-HRI/M029)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013