Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa diundang oleh Pemerintah Myanmar untuk berkunjung ke tempat konflik Budha-Muslim di Provinsi Rakhine, Myanmar, Senin (7/1).

"Di Rakhine, saya berkesempatan melihat kondisi tempat itu secara langsung. Tidak hanya Muslim Rohingya saja tapi kelompok yang lain di Rakhine. Melihat apa yang sebenarnya terjadi sekaligus mencari tahu tantangan sebenarnya," kata Menlu Marty Natalegawa di Kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat.

Seusai menyampaikan pidato "Pernyataan Pers Tahunan Luar Negeri 2013", Marty mengungkapkan pihaknya sengaja datang ke Myanmar atas undangan Presiden Thein Sein dan dijadwalkan akan meninjau langsung kondisi terkini di provinsi Rakhine.

Menteri juga berencana menyampaikan bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya.

"Pasca konflik Juni 2012 semua struktur kehidupan Etnis Rohingya rusak terutama sumber penghasilan mereka. Maka mereka sangat membutuhkan uluran tangan dermawan," kata dia.

Pihaknya telah menyiapkan anggaran bantuan senilai satu juta dolar AS untuk meringankan beban korban konflik.

Korban banyak berjatuhan setelah kelompok Budha Rakhine dan Muslim Rohingya terlibat perselisihan tribunal.

Namun etnis Rohingya lebih banyak dirugikan karena banyak dari mereka yang terpaksa harus angkat kaki dari tanah kelahiran mereka.

Muslim Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan karena tidak diakui oleh pemerintahan Myanmar. Mereka juga diduga menjadi korban kekerasan dan pelanggaran HAM oleh aparat keamanan.

Selain itu, etnis Rohingya terpaksa tinggal di tenda pengungsian mengharap belas kasih dari para donatur.

Sebagian lagi harus main sembunyi-sembunyi dari petugas keamanan perbatasan negara Thailand dan Bangladesh untuk migrasi demi bertahan hidup.

Selain itu, Marty akan didampingi berbagai perwakilan organisasi di bidang perekonomian untuk melihat kondisi keamanan di negara yang terletak di Semenanjung Siam itu.
(A061)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013