Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan terjaganya harga pangan menjadi kunci terkendalinya inflasi bulanan April 2023 yang berbarengan dengan momen Idul Fitri atau Lebaran.

“Inflasi bulanan mencatat kenaikan terbatas selama Lebaran seperti yang diharapkan berkat terjaganya harga pangan,” kata Faisal dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Menurut Faisal, harga pangan yang terkendali turut didukung oleh panen raya yang berlangsung selama Maret hingga April 2023. Panen raya membuat pasokan pangan tercukupi sehingga kenaikan harga pangan terbilang masih dalam level terjaga.

Di sisi lain, deflasi pada komoditas cabai merah dan cabai rawit juga berkontribusi dalam meredam inflasi pangan pada April 2023.

Terkendalinya harga pangan juga terefleksikan pada tingkat inflasi komoditas makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat sebesar 0,34 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka tersebut sedikit menurun dibandingkan dengan catatan pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,35 persen.

Selain itu, mengacu pada data BPS, hanya terdapat dua komoditas yang andil pada inflasi April 2023, yaitu daging ayam ras dan beras yang masing-masing berkontribusi sebesar 0,02 persen. Berbeda pada periode Lebaran tahun lalu yang kontributor inflasinya banyak berasal dari komoditas pangan, seperti telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, dan daging sapi.

“Pada 2023, inflasi pangan diharapkan dapat dikendalikan. Hal itu didukung oleh keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan distribusi pangan,” ujar Faisal.

Faisal juga menyoroti perbandingan inflasi periode Lebaran tahun ini dengan Lebaran sebelum pandemi. Inflasi Lebaran 2023 tercatat lebih rendah dibandingkan sebelum COVID-19, yakni sebesar 0,33 persen bila dari yang sebelumnya 0,41 persen pada 2019.

Sementara itu, inflasi umum secara tahunan turun dari 4,97 persen pada Maret 2023 menjadi 4,33 persen sebulan setelahnya. Faisal berpendapat hal tersebut disebabkan oleh pengaruh high base effect pada 22 April di tengah pelonggaran aturan pembatasan COVID-19 selama Ramadhan. Adapun faktor lain yang juga turun mempengaruhi pergerakan inflasi umum yaitu kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023