London (ANTARA) - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Selasa bahwa suplai senjata sangat penting untuk memastikan kesuksesan Rusia dalam "operasi militer khusus" di Ukraina.

Dalam rapat dengan para pejabat tinggi militer, dia mengatakan bahwa pasukan Rusia terlibat dalam operasi tempur "sepanjang garis kontak", tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga "bantuan militer dari Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Namun, Rusia berhasil menyerang depot-depot Ukraina yang menyimpang pasokan senjata dari Barat, katanya.

Shoigu mengatakan bahwa Rusia telah mengambil langkah untuk meningkatkan produksi senjatanya untuk mendukung perang tersebut.

Menurut dia, keberhasilan pasukan Rusia di medan perang akan "sangat bergantung pada ketepatan waktu pengiriman senjata" dan peralatan militer lainnya.

"Pemimpin negara telah memerintahkan perusahaan-perusahaan pertahanan untuk meningkatkan laju dan volume produksi mereka dalam waktu singkat," kata Shoigu, menurut transkrip pernyataannya yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Shoigu mengatakan tentara Rusia memiliki seluruh amunisi yang diperlukan untuk perang tahun ini, tetapi meminta produsen roket untuk melipatgandakan produksi misil berketepatan tinggi.

Rusia baru-baru ini telah menewaskan dan melukai puluhan orang dalam serangan terbesarnya di Ukraina selama berminggu-minggu.

Pada Senin (1/5), Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group, memperbarui tuduhannya bahwa Kemhan Rusia belum memberikan suplai senjata yang cukup bagi pasukannya yang melakukan serangan ke Bakhmut.

Dia mengatakan pasukannya membutuhkan 300 ton amunisi artileri per hari, tetapi hanya mendapatkan sepertiga dari kebutuhan itu.

Prigozhin selama berbulan-bulan telah mengeluhkan kurangnya pasokan amunisi dari pemerintah Rusia. Ia menyatakan bahwa dukungan yang buruk menghambat serangan Rusia.

Pejabat-pejabat Barat juga mengatakan bahwa Rusia mengalami kekurangan misil dan peluru artileri, karena perang yang direncanakan Moskow akan selesai dalam hitungan minggu masih terus berlanjut dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS yakin korban di pihak Rusia dalam perang Ukraina capai 100.000
Baca juga: Rusia incar fasilitas militer Ukraina lewat serangan rudal semalaman

Penerjemah: Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023