Jakarta (ANTARA) - Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta (Ubhara Jaya) Ali Asghar mengatakan terselenggaranya peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2023 dengan aman dan kondusif, tidak terlepas dari peran aparat kepolisian, sehingga pencapaian ini menunjukkan Polri sudah bekerja sesuai amanah dan tuntutan sosial.

“Setelah dua tahun terakhir ada beberapa kasus oknum kepolisian, Polri merespon tuntutan masyarakat dan survei menunjukkan ada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Kepercayaan masyarakat terhadap Polri itulah kuncinya,” kata Ali dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ali menjelaskan, pengamanan yang dilakukan pada peringatan hari buruh tersebut menunjukkan kesediaan aparat kepolisian untuk benar-benar memenuhi ekspektasi masyarakat dalam hal melindungi dan mengayomi.

“Karena polisinya baik maka massa pun welcome. Jadi pengamanan kemarin, Polri menunjukkan dia bersedia memenuhi ekspektasi masyarakat itu,” katanya.

Menurut dia, polisi adalah cerminan masyarakat sehingga membutuhkan kepercayaan masyarakat. “Nah, kalau kepercayaan dan dukungan masyarakat sudah ada, ini akan membantu kinerja Polri,” ujarnya.

Dengan adanya tuntunan masyarakat, kata Ali, polisi tidak lagi bekerja menggunakan cara-cara kekerasan. “Menurut saya, itulah salah satu bentuk bahwa masyarakat masih percaya terhadap Polri di tengah rentetan dinamika yang melanda institusi itu,” kata Ali.

Tidak hanya itu, Ali juga menilai Polri tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam mengamankan aksi-aksi buruh.

Hal ini menunjukkan Polri di era Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mencoba menormalisasikan kritik atau saran terhadap institusi Korps Bhayangkara yang ditanggapi secara normal.

“Jadi, masyarakat boleh mengkritik nampaknya dari cara komunikasinya. Kapolri itu mencoba menormalisasi kritik dari masyarakat itu. Bisa di lihat twitter atau media sosial, bahkan para stafnya Pak Hani Suta juga responsif, menampung saran masyarakat. Ini cara komunikasi penting oleh Polri dan harus dilanjutkan gitu," kata Ali.

Menurut dia, langkah tersebut sudah tepat, apa yang dilakukan Polri dalam mengamankan aksi massa tidak lagi menggunakan cara kekerasan, tetapi juga tidak menurunkan kapasitas dan kapabilitas polisi untuk menciptakan rasa aman di tengah aksi massa buruh.

Namun, Ali menilai masih ada pekerjaan rumah yang perlu dibenahi, yakni PR reformatif kunto (perubahan pola pikir) atau attitute polisi di lapangan untuk mengurangi kesenjangan (gap) arahan Kapolri di Jakarta bisa tembus ke anggota di lapangan.

“Seperti May Day kemarin kan isu nasional, sehingga langsung jadi atensi Kapolri. garis komandonya jelas. Nah di isu-isu harian masih ada gap yang masih menjadi PR bagaimana mengawal arahan Kapolri dengan program presisinya bisa dimaksimalkan oleh anggota di lapangan,” kata Ali.

Sebelumnya, Senin (1/5), Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebut unjuk rasa memperingati Hari Buruh 1 Mei 2023 berjalan aman dan kondusif, di mana terdapat 116 titik di Indonesia yang melakukan aksi tersebut.

“Terus perjuangkan aspirasi buruh, laksanakan dengan tertib, laksanakan dengan damai, juga iklim investasi agar investasi Indonesia menjadi investasi yang ramah. Dan tentunya, investor akan berlomba-lomba untuk masuk dan akan membuka ruang untuk meningkatkan kesejahteraan buruh,” kata Sigit.

Baca juga: Kapolri sebut unjuk rasa May Day di 116 titik berjalan aman

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023