Kemudian, kuartal IV- 2023 adjusted EBITDA bisa positif
Jakarta (ANTARA) - Presiden PT Bukalapak.com Tbk Teddy Oetomo menyampaikan perseroan menargetkan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau adjusted EBITDA mulai berbalik ke level positif pada kuartal IV- 2023.

Ia berharap pada kuartal II-2023 nanti adjusted EBITDA perseroan bisa menyentuh angka minus Rp175 miliar sampai minus Rp150 miliar, kemudian, pada kuartal III-2023 bisa menyentuh angka minus Rp100 miliar sampai Rp125 miliar.

“Kemudian, kuartal IV- 2023 adjusted EBITDA bisa positif,” ujar Teddy dalam Halal Bihalal Bukalapak dan Media di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Bukalapak mencatat rugi bersih Rp1 triliun di kuartal I 2023

Sebagaimana diketahui, perseroan masih mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp209 miliar pada kuartal I tahun ini, atau meningkat 44 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, rasio adjusted EBITDA terhadap Total Processing Value (TPV) meningkat menjadi minus 0,5 persen pada kuartal I tahun ini, dari sebelumnya minus 1,1 persen pada kuartal I-2022.

Perusahaan teknologi berkode saham BUKA ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1 triliun pada kuartal I -2023, dari sebelumnya mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,54 triliun pada kuartal I -2022.

Teddy menyampaikan rugi bersih pada kuartal I-2023 salah satunya terjadi dikarenakan menurunnya nilai investasi dari PT Allo Bank Tbk (kode saham : BBHI).

Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 28 persen (yoy) menjadi Rp1,00 triliun pada kuartal I-2023, sementara, pendapatan Mitra Bukalapak meningkat sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp515 miliar.

Kemudian, pendapatan Marketplace meningkat sebesar 77 persen (yoy) menjadi Rp517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.

Perseroan mencatatkan Total Processing Value (TPV) yang tumbuh sebesar 19 persen (yoy) menjadi Rp40,5 triliun pada kuartal I-2023, yang didorong oleh pertumbuhan dari Marketplace dan TPV specialty verticals.

Teddy menjelaskan sebanyak 72 persen TPV perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Baca juga: Jadi pemegang saham terbesar di iPrice, Bukalapak dukung pertumbuhan platform digital pembanding harga

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023