Jakarta (ANTARA News) - Menurut penelitian, kebanyakan dokter di Amerika Serikat menyalin dan mencetak informasi berupa data lama pasien sebelumnya ke dalam arsip elektronik.

Para dokter mencari jalan pintas, sementara para pakar khawatir tindakan ini memicu miskomunikasi dan kesalahan medis.

"Arsip elektronik bertujuan untuk membuat proses dokumentasi menjadi lebih mudah, namun ini melestarikan budaya menyalin," ujar Daryl Thornton, ketua penelitian Fakultas Kedokteran, Universitas Case Western Reserve.

Arsip elektronik disebut-sebut berpotensi mengubah data pasien yang sulit dimengerti menjadi lebih mudah dibaca. Standarisasi dokumen yang dapat dicari juga memudahkan penyediaan layanan kesehatan kepada pasien oleh tenaga medis.

Banyak sistem arsip elektronik yang membolehkan data tertulis dikopi dan dicetak ulang dari data yang lama ke data yang baru. Cara ini memang mempermudah dan mempercepat kerja dokter, namun bisa menyebabkan kesalahan diteruskan dan terbaca.

Untuk melihat sebanyak apa informasi data pasien dikopi ulang, tim Thornton melakukan penelitian yang diterbitkan Critical Care Medicine. Tim ini meneliti 2.068 laporan perkembangan pasien yang diciptakan 62 warga dan 11 dokter jaga pada unit perawatan intensif di satu rumah sakit di Cleveland, Ohio.

Catatan perkembangan pasien biasanya dibagikan kepada dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya, untuk mendokumentasikan kemajuan pasien dan perawatan yang diberikan.

Dengan menggunakan piranti lunak deteksi-plagiarisme, para ilmuwan menganalisis catatan perkembangan 135 pasien selama lima bulan dan menemukan 82 persen catatan warga dan 74 persen dokter jaga telah disalin sebanyak 20 persen lebih ke arsip pasien lain.

Thornton dan koleganya tidak meneliti apa motif dokter menyalin dan mencetak ulang data tersebut atau apakah jalan pintas ini mempengaruhi tata cara perawatan pasien.

(M048)


Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013