Kunjungan Karzai menjadi penting karena menunjukkan hubungan kami dengan AS
Washington/Islamabad (ANTARA News) - Presiden Barrack Obama dan Presiden Hamid Karzai akan berdiskusi masalah keamanan seperti status pasukan AS dan Afghanistan, tapi masalah isu paling sensitif adalah agenda jangka panjang kedua negara.

Afghanistan berusaha mengakhiri ketidakpastian nasib setelah negara itu mendapati gempuran tentara aliansi yang menggulingkan Taliban Afghanistan sebagai serangan balasan September di Amerika.

Pakistan sebagai negara tetangga memberikan dukungan terhadap upaya stabilisasi Afghanistan seiring tentara AS yang akan segera ditarik mundur.

Dalam perkembangan terbaru, terjadi peristiwa yang jarang terjadi saat perwakilan Taliban bersedia berunding dengan Dewan Perdamaian Afghanistan di luar Paris bulan lalu. Meski dalam pertemuan itu tidak menghadirkan anggota pemerintahan Presiden Karzai.

Pejabat AS yang tidak mau disebut namanya menganggap itu sebagai perkembangan menjanjikan untuk membuka negosisasi demi nasib negara yang dilanda perang itu.

Maret lalu, Taliban enggan melakukan perundingan dengan Washington terkait perdamaian pemberontak dengan pemerintahan Karzai.

Obama mengharapkan Presiden Afghanistan merestui pembangunan kantor politik Taliban di Qatar agar perundingan damai dapat berlangsung.

Karzai belum meberikan jawaban pasti mengenai usulan itu.

Pada pekan ini, Karzai bertemu dengan Obama membahas isu penarikan 66 ribu tentara AS di Afghanistan pada 2014 dan sisanya setelah tahun itu.

Obama nampak membawa Amerika Serikat mengurangi keterlibatan militernya di Afghanistan.

Isu-isu sensitif lainnya yang dibahas seperti masalah jumlah tentara dan fokus tugas militer Afghanistan, kontrol pemerintahan dan bantuan internasional paska 2014.

"Kunjungan Karzai menjadi penting karena menunjukkan hubungan kami dengan AS," kata Menteri Luar Negeri Afghanistan Zalmay Rassoul di depan parlemen, bulan ini.

Belum ada kepastian nasib Afghanistan setelah 2014 dan isu tersebut semakin rumit setelah Washington menginginkan kekebalan hukum pada tentara AS.

Jenderal AS John Allen yang juga Komandan NATO merekomendasikan sekitar enam sampai 15 ribu tentara AS tetap ditempatkan di Afghanistan setelah 2014. Angka itu berbeda dengan rencana Gedung Putih yang menyisakan 3 ribu tentara.

Tahun lalu Presiden Obama memulai upaya damai dengan melepaskan lima tahanan Taliban di Teluk Guantanamo dengan syarat mereka tidak melakukan terorisme dan mau menempuh perundingan.

Di penghujung tahun 2012, Pakistan melepas empat tahanan Taliban Afghanistan Mullah Mohammed Omar dan menjadi awal yang baik untuk proses perdamaian.
(A061)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013