Jakarta (ANTARA) - Para ahli iklan mengatakan bahwa pengiklan berkomitmen untuk tetap mengeluarkan biaya iklan pada TikTok karena popularitasnya yang besar di kalangan pengguna meskipun ada ancaman pelarangan di Amerika Serikat atas kekhawatiran keamanan nasional.

Komitmen ini datang ketika TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan teknologi Tiongkok ByteDance, berjuang untuk mencegah pelarangan di Amerika Serikat setelah para anggota legislatif mengajukan undang-undang yang akan memberi kewenangan kepada pemerintahan Presiden Joe Biden untuk melarang aplikasi yang menimbulkan risiko keamanan.

Aplikasi video pendek ini sudah dilarang pada ponsel yang dikeluarkan oleh pemerintah di beberapa negara.

TikTok akan mengadakan presentasi untuk pengiklan pada Kamis malam di New York sebagai bagian dari NewFronts, rangkaian acara tahunan di mana platform media sosial dan video streaming memperkenalkan konten dan fitur baru untuk pemasar.

Meskipun adanya kekhawatiran tentang kepemilikan Tiongkok, bisnis iklan TikTok diperkirakan akan tumbuh sebesar 36 persen menjadi 6,83 miliar dollar AS (Rp100 triliun lebih) tahun ini, menurut perusahaan riset Insider Intelligence.

Baca juga: TikTok akan rilis produk iklan bagi hasil 50 persen ke kreator premium

Ryan Detert, CEO Influential, sebuah perusahaan pemasaran influencer, mengatakan bahwa dari klien perusahaannya tidak ada yang mengatakan "jangan mengeluarkan uang untuk TikTok".

"Tidak ada kontaminasi yang kami lihat," ucapnya. Influential telah bekerja dengan merek seperti Pepsi dan NFL.

Dua pembeli media di dua agensi iklan besar yang berbeda mengatakan kepada Reuters bahwa pengawasan Washington terhadap aplikasi tersebut belum mempengaruhi rencana klien mereka di TikTok.

Kedua pembeli berbicara dengan syarat anonim untuk membahas hubungan dengan TikTok.

Dalam presentasinya pada hari Kamis, TikTok akan mengumumkan format iklan baru yang akan memungkinkan merek menempatkan iklan di sebelah konten dari penerbit seperti BuzzFeed, Dotdash Meredith, dan NBCUniversal, dan akan memberikan 50 persen dari pendapatan iklan kepada penerbit tersebut.

"TikTok tidak tergantikan kecuali dan sampai (pengiklan) harus menggantikannya," kata Mark DiMassimo, pendiri agensi kreatif DiMassimo Goldstein, yang telah bekerja dengan merek seperti Hello Fresh dan Samsung.

Baca juga: TikTok akan ditinggal kepala bidang kepercayaan dan keamanan di AS

Namun, beberapa pembeli media mengakui bahwa ancaman pelarangan di Amerika Serikat akan menjadi "gajah dalam ruangan" selama presentasi pengiklan.

Pada hari Selasa, TikTok mengatakan kepala kepercayaan dan keselamatan AS akan meninggalkan perusahaan minggu depan, meninggalkan aplikasi tanpa seorang eksekutif kunci yang mengawasi moderasi konten dan pengembangan alat keamanan untuk divisi yang menampung data pengguna AS.

"Ada banyak ketidakpastian yang digabungkan dengan ketidakpastian secara umum tentang situasi ekonomi," kata Stephani Estes, chief media officer di agensi pemasaran digital Goodway Group.

"Anda harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan," tambahnya.

TikTok mengatakan bahwa mereka mengatasi kekhawatiran pengiklan dengan terbuka, berbasis fakta, dan dialog yang berkelanjutan. Demikian disiarkan Reuters, Kamis (4/5).

Baca juga: TikTok uji coba fitur membuat "avatar" menggunakan AI

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023