Jakarta (ANTARA News) - Mainan berbentuk  tokoh fiksi dari film besutan Quentin Tarantino "Django Unchained", menuai pertanyaan apakah pantas beredar di pasaran.

Mainan berbentuk karakter tokoh di zaman perbudakan di Amerika Serikat itu dijual secara online dan diproduksi oleh perusahaan pembuat mainan NECA yang bekerja sama dengan Weinstein Co.

Direktur grup advokasi Project Islamic Hope, Najee Ali, berencana untuk mengadakan jumpa pers bersama dengan komunitas kulit hitam di Los Angeles pada Selasa waktu setempat, yang meminta agar mainan itu ditarik dari pasaran.

Ali mengatakan bahwa figus aksi tersebut adalah satu bentuk tamparan bagi pendahulu mereka.

"Kami marah, kami merasa tindakan itu telah meremehkan masa perbudakan yang mengerikan dan atas apa yang telah dialami oleh kaum Afrika-Amerika," ujar Ali mengenai figur aksi tersebut, sebagaimana dilansir dari Huffingtonpost

Figur aksi yang dijadikan barang koleksi itu, direkomendasikan untuk dimiliki oleh orang berusia 17 tahun ke atas.

Perusahaan mainan Weinstein Co. dan NECA belum memberikan komentar mengenai protes tersebut.

Ali menjelaskan bahwa dia tidak merasa keberatan dengan film "Django Unchained", yang dia sukai dan telah ditontonnya sebanyak dua kali.

Meskipun menuai kontroversi, film yang memadukan antara sejarah dengan kekejaman ini telah mencapai box office.

"Django Unchained" meraih 106,3 juta dolar AS sejak ditayangkan perdana pada Natal lalu. Film ini juga dinominasikan untuk lima penghargaan Golden Globe.

(M048)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013